REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, banyak hal yang dapat dipelajari dari Presiden keempat RI Almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di tahun politik ini. Jokowi mengingatkan, pentingnya tata krama dan sopan santun dalam berpolitik, khususnya di tahun politik ini.
"Nilai-nilai dalam berdemokrasi, nilai-nilai dalam kemanusiaan, nilai-nilai dalam keagamaan dalam ketauhidan, nilai-nilai banyak sekali saya kira beliau. Nilai-nilai anti diskriminasi," ujar Jokowi.
Di tahun politik ini, ia pun berpendapat, pentingnya mengutamakan tata krama dan sopan santun dalam berpolitik, terlebih menjelang penyelenggaraan Pilpres 2019. "Jangan sampai budaya bangsa yang santun yang bertata krama hilang karena perbedaan pilihan, gara-gara keinginan untuk menang, nabrak sana nabrak sini. Saya kira bukan itu Indonesia," jelasnya.
Jokowi juga mengatakan, konsolidasi kemenangannya terus berjalan. Ia pun memuji dukungan yang diberikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"PKB ini memang militansi dukungnya tinggi 91 persen pada Jokowi-Ma'aruf," ucapnya.
Tidak hanya itu, untuk total pendukung Jokowi semakin hari totalnya semakin baik angka-angkanya. " Setiap minggu saya dapatkan terus sehinggaa lebih mudah menentukan arah," ucapnya.
Sementara itu, Ketum PKB Muhaimin Iskandar berharap nilai perjuangan Gus Dur terus dipertahankan oleh para kadernya. Yakni dengan terus memegang tiga prinsip utama yakni ketauhidan, keadilan, dan kemanusiaan.
"Dengan haul Gus Dur kita harapkan seluruh sendi-sendi nilai juang tertanam sampai kiamat. Tiga prinsip utama yakni ketauhidan, keadilan, kemanusiaan," ucapnya.
Dalam acara ini turut dihadiri Menaker Hanif Dhakiri, Seskab Pramono Anung, Menristekdikti M Nasir, Menpora Imam Nahrowi, dan Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo.