REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Ustaz Ahmad Suparman tidak pernah menyangka jika Mushala Baburroyyan yang telah rata dengan tanah akibat gempa beberapa waktu lalu, kini sudah berdiri kembali. Mushala yang berada di Dusun Boyotan Proyek, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan satu dari ratusan ribu bangunan yang rusak akibat gempa yang melanda Lombok pada akhir Juli hingga September lalu.
"Ini mushalanya bahkan lebih bagus daripada sebelum gempa. Sekarang banyak orang ke sini untuk melihat dan juga foto-foto," ujar pengurus Mushala Baburroyan itu saat mendampingi VP Corporate Communications PT Energi Mega Persada (EMP) Achmad Badrun di Mushala Baburroyyan, Dusun Boyotan Proyek, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Jumat (14/12).
PT Energi Mega Persada (EMP) meresmikan operasional Mushola Baburroyyan yang sebelumnya rusak akibat gemla di Dusun Boyotan Proyek, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (14/12).
Bukan tanpa sebab Ustaz Ahmad berkata demikian. Mushala yang dibangun atas bantuan EMP -- yang bekerja sama dengan Yayasan Bakrie Amanah dan tim relawan dari Posko Jenggala-- memang begitu menawan. Arsitektur Mushala Baburroyyan begitu menonjolkan kearifan lokal dan sekilas tampak seperti Masjid Kuno Bayan dengan dinding-dinding rendah yang terbuat dari anyaman bambu. Sementara bagian atapnya berbentuk tumpang yang disusun dari bilah-bilah bambu.
Ustaz Ahmad sedikit berguyon jika penampilan baru Mushala Baburroyyan kerap membahayakan para pengendara yang sedang melintas. "Kemarin beberapa kali ada pengendara motor yang menengok ke sini (mushala) padahal sedang di jalan," selorohnya.
Ia menilai, kehadiran Mushala Baburroyyan yang baru bisa menjadi daya tarik wisata religi di wilayah ini sembari melihat dan mengingat tentang kejadian bencana gempa yang pernah melanda tempat ini. "Alhamdulilah sekarang sudah mulai kembali pengajian di sini, dan jamaahnya lebih ramai dari sebelumnya," kata Ustaz Ahmad.
PT Energi Mega Persada (EMP) meresmikan operasional Mushola Baburroyyan yang sebelumnya rusak akibat gemla di Dusun Boyotan Proyek, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (14/12).
VP Corporate Communications EMP Achmad Badrun mengatakan, sarana ibadah menjadi prioritas utama bagi EMP dalam memberikan bantuan kepada warga terdampak gempa. Selain juga ada ratusan hunian sementara (huntara) yang juga telah ditempati.
Achmad menjelaskan, model Mushala Baburroyyan yang mengedepankan kearifan lokal tak lepas dari diskusi bersama dengan warga sekitar. "Memang kita juga utamakan menggunakan bahan yang relatif tahan gempa dan desain ini paling sesuai, serta sangat kental unsur kearifan lokal," ucap Achmad.