REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden (KSP), Alois Wisnuhardana menyampaikan sejak adanya informasi jembatan roboh di jalur Padang-Bukittinggi dalam 48 jam sudah dilakukan pemasangan jembatan sementara sepanjang 36 meter oleh Kementerian PUPR. Maka dengan demikian, jembatan sementara ini akan selesai dalam waktu lima sampai tujuh hari.
"Hitungannya memang harus cepat, karena jalur ini adalah jalur paling vital di Sumatera Barat. Padang-Bukittinggi adalah urat nadi ekonomi dan pergerakan manusia dan barang, menghubungkan dua kota terpenting di provinsi ini," kata Alois, Jumat (14/12)
Alois menjelaskan, dengan kebutnya pengerjaan tersebut diharapkan aktivitas masyarakat sekitar dapat kembali normal. Sebab, satu jembatan ini putus, masyarakat Minang harus memutar jalan dengan jarak 3 harus 4 kali lipat lebih jauh jika hendak bepergian dari atau menuju Padang-Bukittinggi.
"Pilihannya adalah melalui pesisir pantai barat di Pariaman, atau memutar ke timur melewati Danau Singkarak," kata dia.
Menurut Alois, pembangunan sementara jembatan tersebut sebagai wujud pemerintahan Jokowi yang pro terhadap rakyat. "Jangan tanya waktu tempuhnya. Jangan tanya pula biaya ekstra yang harus dikeluarkan. Jangan tanya pula jika Pemerintah bergerak lambat tak segera membuat jembatan sementara," ujar Alois.
Lanjut Alois, jarak Padang-Bukittinggi sebenarnya kira-kira 90 km saja. Normalnya, dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 3 jam. Dalam kondisi darurat, tambahnya, jarak yang bisa ditempuh sekitar 250-300 kilometer memutar. "Memang ada jalur tikus yang lebih singkat, tapi pasti bukan untuk kendaraan berukuran besar," katanya.
Dia berharap, kehadiran jembatan sementara berupa jembatan rangka baja tersebut dapat membuka kembali lalu lintas Kota Padang–Bukittinggi yang sebelumnya terputus. "Ini juga bisa menekan biaya ekstra yang harus dikeluarkan warga dalam kondisi darurat dan sementara," tutup Alois.