Jumat 14 Dec 2018 17:16 WIB

Prabowo-Sandi Pindah Markas ke Jateng, TKN Layak Waspada

Pemindahan posko pemenangan Prabowo-Sandi ke Jateng pada Januari 2019.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin diimbau untuk mewaspadai kepindahan markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Jawa Tengah (Jateng). Hal itu mengingat direbutnya suara di Jateng berpotensi berdampak kekalahan bagi Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

"Meski kalau membaca realistisnya itu agak susah karena ini menyerang jantung kekuatan yang memenangkan Jokowi di Pilpres 2014," kata pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno di Jakarta, Jumat (14/12).

Menurut Adi, dipindahkannya markas BPN bukan berarti kubu Prabowo ingin mengalahkan suara Jokowi di Jateng. Namun, dia mengatakan, hal itu bisa saja dilakukan hanya untuk memperkecil ketertinggalan suara di kawasan tersebut.

Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla mendulang 66,65 suara di Jateng. Angka tersebut jauh meninggalkan perolehan suara Prabowo yang bersanding dengan Hatta Rajasa sebesar 33,35 persen suara. Jumlah suara sah mencapai 19.445.260.

Adi mengatakan, perolehan suara di Jateng tidak hanya menjadi amunisi bagi Jokowi secara keseluruhan. Dia melanjutkan, surplus suara itu juga bahkan menutupi kekalahan suara bagi calon presiden pejawat saat itu di berbagai daerah.

"Kalau bicara Jateng Prabowo kalahnya telak makanya kemudian masuk akal jika dia ingin menggempur basis Jokowi di (ateng yang menjadi satu-satunya kekuatan di Pilpres 2014 lalu," katanya.

Seperti diketahui, pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berniat memindahkan markas pemenangan mereka dari Jakarta ke Jateng Januari mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengalahkan suara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Tim sukses Prabowo-Sandi rencananya akan mendatangi masyarakat di setiap daerah yang ada di Provinsi Jateng untuk mendukung paslon nomor urut 02. Hal itu diyakini sangat efektif untuk mengalahkan Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 nanti.

BPN bahkan menargetkan Prabowo-Sandiaga bisa memperoleh kemenangan hingga 50 persen di Jateng. Untuk merealisasikan target tersebut, BPN bahkan siap untuk memanfaatkan Prabowo yang memiliki basis kultur di Jawa Tengah.

Meski demikian, Tim Kampanye Nasional (TKN) KIK mengaku tak khawatir dengan pemindahan markas BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Jateng. TKN justru menilai wajar rencana pemindahan markas tersebut.

"Tentu mereka menyadari bahwa di Jateng itu, adalah basisnya Jokowi, maka mereka menggunakan segala cara untuk menggerus suara warga disana," Kata Wakil Ketua TKN KIK Abdul Kadir Karding.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement