Jumat 14 Dec 2018 10:11 WIB

Tompi Bakal Ramaikan 'Diplomacy Needs Action' di UI

Pemerintah diimbau mengelola dan memberdayakan SDM kesehatan lebih masif

Tompi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Tompi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tompi, penyanyi kondang yang juga berprofesi sebagai dokter bedah kecantikan akan ikut memeriahkan acara talkshow bertajuk Diplomacy Needs Action (DNA) yang bakal digelar di Balai Sidang, Universitas Indonesia, Depok, Jumat (21/12). Tompi memang rencananya menjadi salah satu narasumber yang diundang dalam agenda yang digagas oleh Indonesia One Health University Network (Indonesia One Health University Network) (INDOHUN).

Selain Tompi, program talkshow yang mengangkat tema 'Youth in Health Innovasi' ini juga mengundang beberapa talenta milenial yang telah memiliki berbagai inovasi kesehatan. Di antaranya Dewi Nur Aisyah, S.K.M, M.Sc, Ph.D, Andreas Senjaya, S.Kom  dan Kevin Nurtanio, B.Sc. Tidak bisa dipungkiri, semua nama-nama tersebut sudah tidak asing lagi dengan berbagai inovasi mereka di bidang kesehatan.

DNA merupakan salah satu kegiatan rutin dari program School of Global Health Diplomacy (School of Global Health Diplomacy) (SGHD) yang turut diinisiasi pula oleh INDOHUN. Kegiatan ini diharapkan menjadi suatu wadah bagi generasi muda dan masyarakat yang peduli akan kesehatan untuk saling berdiskusi dan berbagi informasi.

Seperti diungkapkan oleh Koordinator INDOHUN, Prof Wiku Adisasmito, generasi muda adalah tulang punggung pembangunan bangsa. Di era industri 4.0 seperti sekarang ini, peran pemuda menjadi sangat krusial. Terlebih lagi Indonesia akan mengalami bonus demografi hingga beberapa tahun ke depan.

Era industri 4.0 paling tidak turut memacu berbagai sektor yang saling berkaitan di dalamnya, salah satunya adalah sektor kesehatan. Kesehatan merupakan sektor yang paling kurang diperhatikan selain tentunya sektor pendidikan dan ekonomi.

"Melihat momentum ini, maka penting untuk kita secara bersama-sama Pemerintah mengelola dan memberdayakan SDM Kesehatan secara lebih masif lagi, khususnya generasi muda kesehatan," jelas Prof Wiku Adisasmito.

Lanjut Prof Wiku, berbagai isu dan penyakit yang merebak pun membutuhkan penangan yang lebih kekinian dengan didukung oleh teknologi dan inovasi yang lebih maju. Tidak hanya itu, mendorong inovasi kesehatan di Indonesia bukan satu-satunya pilihan.

Untuk itu diperlukan pendekatan kolaboratif dalam merespon berbagai isu kesehatan di Indonesia. Masalah kesehatan tidak hanya menjadi milik sektoral, melainkan milik berbagai pihak yang pada dasarnya ikut terlibat di dalamnya.

Melihat kondisi dan momentum tersebut, maka INDOHUN melalui pendekatan One Health (kesehatan manusia, hewan dan lingkungan) berupaya untuk berkontribusi aktif dalam membantu pemerintah menyelesaikan berbagai isu kesehatan terkait manusia, hewan, dan lingkungan. Sebagai jejaring universitas berskala nasional dan internasional, INDOHUN terus berupaya menyelenggarakan kegiatan advokasi kesehatan yang fokus utamanya adalah peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Indonesia.

Selaras dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo juga melihat fenomena ini sebagai potensi besar kemajuan bangsa Indonesia. Fokus utama ke depan adalah investasi di bidang sumber daya manusia.

Fokus pembangunan sumber daya manusia ini menjadi arah baru pembangunan bangsa setelah begitu masifnya pembangunan di bidang infrastruktur. Namun semua akan berpulang kembali kepada para generasi muda, apakah siap menghadapinya dengan segala potensi yang dimiliki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement