REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku tak khawatir dengan rencana dipindahkannya pos Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Jawa Tengah (Jateng). Dia menilai, wajar pemindahan pos pemenangan itu sebagai bagian dari strategi pemilu.

"Ya nggak ada masalah, itu namanya strategi setiap tim kampanye," kata Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Kamis (13/12).

Menurut Hasto, dipindahkannya markas BPN pemenangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua tidak akan bisa menggoyang suara pendukung Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP di Jateng. Dia mengatakan, kepindahan itu justru akan memberikan dampak sebaliknya.

"Apa yang dilakukan justru semakin memperkuat solidaritas tidak hanya PDIP tetapi juga seluruh Koalisi Indoensia Kerja, apalagi ini merupakan basis Pak Jokowi dan PDIP," kata Hasto.

Sebelumnya, pasangan Prabowo-Sandi berniat memindahkan markas pemenangan mereka dari Jakarta ke Jateng pada Januari 2019. Calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan sejumlah tempat yang akan menjadi markas baru BPN di Jawa Tengah.

"Di Solo juga boleh. Tapi saya rasa kan nanti kan ada sampai Brebes, kan nanti jauh, mungkin di tengah tengah. Mungkin di daerah Salatiga, Wonosobo, Temanggung," kata Sandiaga di Jakarta, Rabu (12/12).

Sandiaga menyebut usulan pemindahan tersebut berasal dari para relawan. Selain itu berdasarkan analisa yang ia lakukan, ia juga menyadari bahwa tingkat pengenalannya di Jawa Tengah belum cukup tinggi. Tidak hanya itu, pertimbangan dipindahkannya markas BPN ke Jawa Tengah adalah untuk memudahkan mobilisasi dan logistik kampanye.

"Tentunya sangat mudah kalau kita bergerak dari Jawa Tengah," ujarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika