REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Personel Gabungan TNI-Polri menemukan sepuluh orang pekerja yang selamat dalam konflik bersenjata dengan kelompok bersenjata di Nduga, Papua. Tim penjemputan pun telah disiapkan untuk mengevakuasi sepuluh orang tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal pada Kamis (13/12) menuturkan, helikopter milik PT Intan Angkasa disiapkan untuk menjemput 10 orang tukang bangunan di Distrik Koroptak, sejak Rabu (12/12) pagi. "Helikopter berangkat dari Bandara Lendumu Distrik Koroptak dan tiba di halaman belakang Mapolsek Kenyam dengan membawa enam orang tukang terlebih dahulu selanjutnya diarahkan menuju ke Mapolsek Kenyam," kata Kamal, Kamis.
Selanjutnya, empat pekerja lainnya turut diarahkan ke Mapolsek Kenyam. Empat orang tersebut terdiri dari dua tukan warga pendatang dan dua tukang warga asli Papua asal Wamena. Mereka bekerja di Gedung Sekolah Dasar Negeri Koroptak dan CV Ablan.
Kepada kepolisian, salah satu pekerja yang diselamatkan, yakni Kepala tukang berinisial DM, mengungkapkan saat kejadian pembantaian puluhan pekerja, mereka mendapat pesan dari Distrik Yigi. Pesan itu berisi informasi penangkapan para tukang pada hari Sabtu 1 Desember 2018 malam dan pada hari Ahad pagi.
Karena itu, ia dan pekerja lainnya pun melarikan diri. “Setelah sarapan pagi masyarakat dari Distrik Yal mengantar dan membawa lari kami ke arah hutan untuk di amankan," kata DM seperti keterangan yang diberikan Kamal.
Pada sore harinya, pekerja dibawa ke Rumah Kepala Kampung Yal, Yelen Gwijangge, untuk kemudian dari Distrik Yal diantar dan dibawa ke Distrik Koroptak. Pada Senin, 3 Desember 2018, sekitar pukul 01.00 WIT sampai dengan pukul 17.00 WIT, para pekerja berjalan kaki dan pada sore harinya tiba di Honay milik masyarakat dan tinggal selama tiga hari.
Pada Rabu, 5 Desember 2018, masyarakat membawa lari para pekerja ke Distrik Yal. Akan tetapi, para pekerja kami tidak sempat tiba di Distrik Yal, melainkan hanya sampai dibawa gunung Distrik Yal.
Pada Ahad, 9 Desember 2018 sekitar pukul 14.00 WIT, para pekerja dibawa ke Distrik Koroptak. Sebab, mereka mendapat informasi melalui Radio SSB dari Yelen Gwijangge dengan Wakil Ketua I DPRD Nduga Alimi Gwijangge bahwa para pekerja akan dievakuasi ke Kenyam menggunakan Helikopter Bell Milik PT Intan Angkasa. Evakuasi pun telah dilakukan.
Identitas ke 10 Pekerja yang selamat:
1. DM, laki-laki, Kasuratan, Kepala Tukang;
2. DM, 38 Tahun, laki-laki Kasuratan, Tukang Bangunan;
3. CR, Laki-laki Toraja, Tukang Bangunan;
4. IS, Laki-laki, Toraja utara, Tukang Bangunan;
5. SM, Tukang Bangunan, Desa Se'seng Tanah Toraja.
6. SA, Tukang Bangunan, Desa Mapanget Kec. Talawaan, Kab. Minahasa Utara.
7. JT, Tukang Bangunan, Desa Mapanget Kec.Talawaan
Kab.Minahasa Utara.
8. AR, Toraja, tukang Bangunan, Desa Saluputti Kec. Ra'bung Kab.Toraja.
9. GT, Swasta (Tukang Bangunan) Jalan SD Percobaan (Potilelek) Wamena.
10. YM, Swasta Tukang (Bangunan), Jalan Hom-Hom Wamena.
Kamal merinci, sampai hari Kamis 13 Desember 2018, pekerja yang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat sebanyak 35 orang. Korban selamat ini di luar karyawan PT Istaka Karya yang bekerja membangun beberapa bangunan seperti balai desa, gedung sekolah dan perumahan sosial di beberapa Distrik yang ada di Kabupaten Nduga.
"Personel gabungan TNI-Polri akan terus melakukan pencarian para korban pekerja yang berada di beberapa Distrik yang ada di Kabupaten Nduga," ujar Kamal menambahkan.