REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya melakukan pengerukan aliran sungai di kawasan Jalan Banyu Urip pada Rabu (12/12). Pengerukan tersebut dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Pengerukan dilakukan setelah Pemkot Surabaya menerima keluhan terkait adanya genangan di wilayah tersebut.
Mengenakan kebaya berwarna merah muda dan bersepatu boot, Risma menginstruksikan jajarannya, agar beberapa alat berat diterjunkan, untuk mempercepat jalannya pengerukan. Sampah dan hasil pengerukan lumpur, kemudian diangkut menggunakan truk.
“Itu lumpur dan sampah langsung masukkan ke karung, mobil truknya dekatkan sini, biar cepat ngangkut karungnya,” ujar Risma saat memimpin pengerukan tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Ery Cahyadi menyampaikan, dirinya mendapat informasi terkait adanya genangan air di kawasan Banyu Urip Kidul. Setelah dicek, ternyata ada beberapa penyebab yang membuat aliran air tidak bisa mengalir dengan lancar.
“Setelah kita cek, ternyata memang di saluran itu tertutup sampah dari pasar tumpah. Yang kedua, saluran tertutup dengan tiang listrik, sehingga sampah itu berhenti di sana,” kata dia.
Saat ini, lanjut dia, pengerukan saluran air dimulai dari Jalan Banyu Urip. Sebelum nantinya pengerjaan saluran dilanjutkan di Jalan Banyu Urip Kidul, yang arah menuju ke Kantor Kelurahan Banyu Urip.
Ia mengungkapkan adanya pasar tumpah yang berdiri di atas saluran air, membuat pihaknya sedikit kesulitan untuk membersihkan tumpukan sampah. Oleh karena itu, untuk mempermudah pengerjaan, nantinya pasar tumpah akan digeser ke area kantor Kelurahan Banyu Urip.
“Sekaligus kita punya rencana untuk membangun kantor kelurahan tingkat, dan pasar tumpah yang ada di luar kita masukkan ke area kantor kelurahan,” ujarnya.
Pria yang menjabat Kepala Bappeko Kota Surabaya ini juga menyampaikan, pengerjaan pengerukan saluran ini nantinya akan sedikit menghambat aktivitas warga sekitar. Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mengerti dan memahaminya.
“Karena kita berharap tidak ada banjir di daerah Banyu Urip. Setelah ini kita rapatkan bersama dengan Pak Lurah, RW, RT dan juga warga,” katanya.