Selasa 11 Dec 2018 18:56 WIB

Emil Siap Beli Kepemilikan Saham Pemprov Banten di Bank BJB

Pemprov Banten akan melepas sahamnya dan mengusulkan namanya tidak ada lagi Banten.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan menyampaikan sambutan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Tahunan 2018, di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Selasa (11/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan menyampaikan sambutan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Tahunan 2018, di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Selasa (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Banten akan melepas sahamnya di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk atau Bank BJB. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ada beberapa agenda dalam RUPS Luar Biasa Bank BJB. Salah satunya, adalah Pemprov Banten akan melepas sahamnya dan mengusulkan namanya tidak ada lagi Banten dalam nama Bank BJB.

"Jadi tidak ada lagi Bank Jabar Banten. Kalaupun iya, saya minta namanya tetap BJB saja, Bank Jawa Barat," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usia menghadiri RUPS Bank BJB, Selasa (11/12).

Emil mengatakan, saham Pemerintah Provinsi Banten yang ada di Bank BJB  sebesar lima persen atau Rp 300 miliar dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.  "Kami siap membeli saham yang akan dilepas oleh Pemprov Banten," katanya.

Menurut Emil, semua ingin memiliki saham Provinsi Banten. Jadi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus berbagi kita tidak akan ambil semua. "Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap 100 persen, tapi karena yang lain berminat kita bahas dulu dengan dewan," katanya.

Emil mengatakan, alasan Pemerintah Provinsi Banten melepas sahamnya di Bank BJB karena provinsi tersebut saat ini sudah memiliki bank pembangunan daerah sendiri. Selain itu, kata dia, dalam RUPS Luar Biasa Bank BJB tersebut pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat tidak setuju atau menolak nama Banten dihilangkan seiring dengan dilepaskan saham Provinsi Banten di Bank BJB.

Emil menjelaskan, salah satu usulan yang tidak disepakati adalah menghilangkan nama Banten karena pemerintah provinsi mengusulkan namanya hilang tapi pemerintah kota Kabupaten tidak setuju. "Jadi pas di voting kami tidak ikut voting sesama Banten kesimpulannya mereka tetap namanya pakai nama Bank Jawa Barat dan Banten sampai di waktu yang mereka tentukan sendiri," katanya.

RUPS Luar Biasa Bank BJB, kata dia, memiliki agenda pembelian saham yang menjadi hak para kepala pemerintah kabupaten dan kota di Jabar. Hal ini untuk menjaga presentase saham pemerintah daerah di Bank BJB.

"Kami akan menambah penyertaan modal di tahun depan tapi nilainya saya lupa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement