Senin 10 Dec 2018 22:21 WIB

Kemenristekdikti Meminta Kampus Banyak Hasilkan Riset

Riset harus didasarkan pada

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Prof  Ismunandar menyerahkan Piagam Pelaksanaan KMHE  kepada Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof, Ganefry, didamping Ketua Pelaksana, Prof Ardipal, pada acara penutupan KMHE,  di Auditorium UNP, Padang, Sabtu (1/12).
Foto: Dok Kemenristekdikti
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Prof Ismunandar menyerahkan Piagam Pelaksanaan KMHE kepada Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof, Ganefry, didamping Ketua Pelaksana, Prof Ardipal, pada acara penutupan KMHE, di Auditorium UNP, Padang, Sabtu (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ismunandar mendorong perguruan tinggi di Indonesia dapat menghasilkan riset-riset sesuai permasalahan pada bidang pendidikannya. 

"Kemenristekdikdi selalu mendorong perguruan tinggi untuk selalu melakukan inovasi, khususnya Instiper harus bisa menghasilkan riset-riset berdasarkan permintaan atau permasalahan," katanya dalam pidato pada acara Dies Natalis ke-60 Instiper Yogyakarta di Yogyakarta, Senin (10/12).

Selain itu, kata dia, riset-riset tersebut harus berdasarkan action research di lapangan. Hal itu karena hasil penelitian tersebut nantinya akan berguna untuk masyarakat secara luas.

"Penelitian akademik perlu dikembangkan menjadi penelitian untuk menjawab permasalahan nyata (goal-oriented research). Kegiatan penelitian selayaknya difokuskan pada upaya untuk meningkatkan daya saing bangsa," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, kata dia, khusus untuk sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan, Instiper seyogianya dapat mengembangkan program pendidikan dan riset dalam bidang  tersebut dengan objektif.

"Dengan begitu, bisa menghasilkan lulusan program pertanian, perkebunan dan kehutanan holistik yang menempatkan hutan sebagai ekosistem yang harus dipelajari dalam konteks keterkaitannya dengan berbagai aspek, baik lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat," katanya. 

Dia mengatakan, di era industri 4.0 penerapan solusi internet of things (IoT), big data, dan smart farming di bidang agrikultur, BI intelligence, suatu layanan riset premium business insider memprediksi bahwa pemasangan perangkat IoT di dunia pertanian akan meningkat dari 30 juta pada 2015 menjadi 75 juta pada 2020. "Maka amat penting bagi Instiper untuk melakukan riset inovatif di bidang agrikultuf era industri 4.0 untuk mendorong masa depan pertanian Indonesia ke tingkat berikutnya," katanya. 

Lebih lanjut dia mengatakan, perguruan tinggi di Indonesia dapat melakukan perubahan dan pembaharuan pendidikan yang mengkombinasikan keunggulan akademiknya, kebutuhan pasar dan kebutuhan masyarakat dan masa depan terutama menghadapi era industri 4.0."Kemudian melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan, selalu memperluas dan memperkuat kemitraan dengan industri, pemda, asosiasi profesi, lembaga pendidikan. Selanjutnya terus melakukan peningkatan keunggulan penelitian, kreativitas dan kegiatan entrepreneurial," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement