Ahad 09 Dec 2018 18:48 WIB

Menengok Perawatan Stadion Akuatik Gelora Bung Karno

Biaya operasional stadion ini sebulan mencapai Rp 1 miliar.

Suasana kolam renang dan kolam loncat indah Stadion Akuatik di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Suasana kolam renang dan kolam loncat indah Stadion Akuatik di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdal Hiyarrijal tampak sibuk pagi itu. Dengan mengenakan rompi merah bertuliskan GBK di bagian pundaknya, pria yang akrab disapa Rijal itu melakukan inspeksi di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta.

Sebagai general manajer Stadion Akuatik GBK, Rijal ingin memastikan semua operasional stadion yang menempati area seluas 24 ribu meter persegi itu berjalan lancar sebelum menggelar Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018.

Tugas utama Rijal salah satunya adalah menjaga kebersihan air di empat kolam yang terdapat di stadion akuatik bertaraf internasional itu. "Air kolam harus stabil pH-nya, normalnya pH 7,2 hingga 7,6 dengan kadar klorin 1 sampai 2," kata Rijal ketika ditemui di Jakarta, Kamis (29/11).

Tingkat pH air menjadi salah satu faktor penting ketika kolam digunakan oleh para atlet yang bertanding. Karena jika pH kurang, maka air akan bersifat asam dan membuat gatal di kulit.

Jika pH air lebih dari tingkat normal maka air bersifat basa sehingga bisa menyebabkan iritasi. "Jadi air itu memang perawatannya harus benar, nggak sembarangan," kata Rijal.

photo
Petugas kebersihan mengepel area kolam Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta.

Tidak tanggung-tanggung, Rijal mengungkapkan, sekitar Rp 20 juta dihabiskan per hari untuk konsumsi bahan kimia guna menjaga kadar pH air kolam netral. "Ini menggunakan teknologi dari Spanyol, ada tujuh item obat. Kalau dulu sebelum renovasi kami hanya memakai dua jenis obat. Tapi sebenarnya fungsinya sama," kata Rijal.

Desain Stadion Akuatik yang sekarang cukup membantu dalam perawatan air kolam. Stadion akuatik itu dulunya tidak memiliki atap sehingga ketika hujan kadar pH air bisa berubah.

Campuran bahan kimia itu, selain untuk menjaga kadar pH, juga berfungsi mencuci air kolam. Dalam kondisi tertentu, jika airnya memang sudah sangat kotor, maka air kolam harus diganti dengan air yang baru.

Kolam di stadion akuatik itu pun telah mengantongi sertifikasi standar kolam dari federasi renang internasional FINA pada 2017 terkait kadar pH air dan suhu stadion sebagai salah satu komponen standar pertandingan. Untuk suhu stadion, FINA menetapkan standar di angka 26-28 derajat Celsius.

Setelah bahan kimia berfungsi dengan baik, puluhan ribu galon air di empat kolam stadion akuatik itu harus disirkulasi dengan mesin sirkulasi dan vakum. Mesin-mesin sirkulasi air kolam harus berjalan dengan baik. "Perawatan mesinnya banyak sekali untuk sirkulasi air," kata Rijal.

photo
Sejumlah atlet pelatnas loncat indah berlatih di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Perenang kebangsaan Belanda keturunan Jawa Ranomi Kromowidjojo mengaku terkesan ketika mengunjungi Stadion Akuatik pada Agustus lalu. "Kolamnya terlihat sangat menakjubkan. Kedua kalinya saya menginjakkan kaki di sini, saya langsung ingin berenang, karena sebagai perenang kalian pasti tahu perasaan itu," kata Ranomi ketika diundang menjadi pembicara pada sesi latihan bersama atlet timnas renang Indonesia.

Setelah berbagi tips dan bercengkerama dengan Siman Sudartawa dan kawan-kawan, Ranomi pun kemudian turun ke air dan menjajal salah satu stadion akuatik terbaik di Asia Tenggara itu. Stadion akuatik menjalani tahap renovasi dari November 2016 hingga Desember 2017 untuk menyambut Asian Games 2018.

Dengan wajah barunya, stadion itu mampu menampung 7.600 penonton dengan didukung sistem pencahayaan di dalam stadion sebesar 1.500 lux. Stadion juga sudah dilengkapi dengan sejumlah sarana pendukung, seperti ruang serba guna dan ruang media.

Untuk mendukung operasional stadion, listrik berdaya 1.000 Kva terpasang didukung oleh dua genset berdaya 800 Watt untuk menyediakan listrik cadangan. Setiap bulan, sekitar Rp 100 juta dihabiskan hanya untuk membayar konsumsi listrik stadion akuatik tersebut.

Stadion akuatik memiliki empat kolam dengan kedalaman dan fungsi yang berbeda. Ada kolam polo air dengan kedalaman tiga meter. Kolam tanding memiliki kedalaman tiga meter untuk pertandingan renang.

photo
Atlet loncat indah berlatih di Stadion Akuatik kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Kemudian kolam loncat indah dengan kedalaman lima meter dan kolam pemanasan dengan kedalaman dua sampai tiga meter. Jika tidak sedang menggelar kejuaraan, Stadion Akuatik GBK dibuka untuk umum.

Mulai pukul 05.00-07.00 WIB, kolam dibuka khusus untuk klub dan komunitas akuatik. Sementara dari pukul 08.00-16.00, kolam dibuka untuk umum. Pada petang hari, pukul 16.00-18.00 WIB dan pukul 18.00-20.00 WIB, kolam dikhususkan kembali untuk digunakan klub dan komunitas.

Harga tiket masuk perorangan adalah Rp 125 ribu. Sedangkan bagi klub Rp 1,1 juta untuk dua jam pemakaian.

Biaya operasional stadion ini sebulan mencapai Rp 1 miliar. Untuk biaya pemeliharaan kolam ini Rp 700 juta sebulan. Dananya menggunakan subsidi silang dari dana Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno.

Rijal pun mengakui pemasukan yang didapat dari pemakaian stadion belum mampu menutup biaya operasional stadion akuatik itu. "Tidak sebanding dengan biaya perawatan walaupun pengunjungnya penuh," kata Rijal.

photo
Penampilan Atlet Renang Artistik Indonesia di Stadion Akuatik.

Walaupun menyandang status arena berkelas internasional, Stadion Akuatik tak jarang mendapat perlakuan yang kurang bertanggungjawab dari para pengunjung. Ketika Kejuaraan Akuatik Indonesian Terbuka (IOAC) 2018, 1-9 Desember, tampak sampah bungkus makanan menghiasi sebagian sudut tribun penonton.

Sudah sepantasnya masyarakat ikut menjaga bangunan yang luar biasa yang menjadi ikon baru dunia olahraga nasional itu. "Hal itu sangat perlu diedukasi," ujar Rijal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement