REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) meminta agar aparat kepolisian segera mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka yang membangun proyek jembatan jalan TransPapua di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua, Ahad (2/12). PGI juga mengimbau aparat tetap profesional.
"Kami mengimbau aparat negara agar bekerja secara profesional dan proporsional dalam menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat Papua dan seluruh penduduk Indonesia di mana pun berada," kata Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH-PGI) dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
MPH-PGI juga mendorong aparat negara untuk menyelidiki dan mengusut tuntas peristiwa ini dengan mengutamakan pendekatan kultural. Hal itu demi mengurangi ketegangan di tengah masyarakat Papua dan mencegah jatuh semakin banyak korban di kalangan masyarakat sipil.
Baca juga, Pembantaian Nduga dan Terorisme di Tanah Papua.
Pemerintah Provinsi Papua tekah menyayangkan insiden pembunuhan terhadap puluhan karyawan PT Istaka yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). MPH-PGI juga menyampaikan duka cita mendalam atas jatuh korban dari kalangan sipil, dan menilai peristiwa itu telah mencederai harkat manusia.
"Semoga Tuhan yang Maha Pengasih menguatkan keluarga dalam menghadapi masa-masa yang sulit ini," dalam pernyataan itu.
Pihaknya juga menyampaikan keprihatinan terkait pendekatan kekerasan dalam penyelesaian masalah Papua, baik yang dilakukan oleh masyarakat sipil, kelompok-kelompok bersenjata maupun aparat negara.
Menurut institusi itu, pendekatan kekerasan dalam bentuk apa pun tidak akan pernah menyelesaikan masalah, selain hanya akan menciptakan luka-luka baru yang pada gilirannya akan menciptakan lingkaran kekerasan.
Karena itu, MPH-PGI mengimbau seluruh pihak untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan menyelesaikan berbagai persoalan yang ada dengan musyarawah dan membahasnya secara beradab dan bermartabat.
MPH-PGI juga mengapresiasi upaya pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang memberi perhatian besar kepada pembangunan Papua selama empat tahun terakhir ini.
Namun, menurut lembaga itu, pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang luar biasa tersebut belum mampu sepenuhnya menjangkau hati seluruh masyarakat Papua.
"Di tengah gencar pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya serta perhatian langsung yang luar biasa dari Presiden Joko Widodo sendiri terhadap pembangunan Papua, pada saat yang sama kita menyaksikan gejala semakin kuat aspirasi untuk menentukan nasib sendiri di kalangan sebagian masyarakat," kata MPH-PGI lagi.