Sabtu 08 Dec 2018 03:14 WIB

LSI Jelaskan Stagnansi Elektabilitas Dua Paslon Capres

Survei terakhir LSI Denny JA menunjukkan penurunan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andri Saubani
Peneliti LSI Rully Akbar saat konferensi pers Pemilih Muslim VS Pemilih Muslim: Jokowi atau Prabowo? di Jakarta, Jumat (24/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Peneliti LSI Rully Akbar saat konferensi pers Pemilih Muslim VS Pemilih Muslim: Jokowi atau Prabowo? di Jakarta, Jumat (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terakhir LSI Denny JA per November 2018 memperlihatkan penurunan elektabilitas pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin di angka 53,2 persen dari angka 57,7 persen pada bulan Oktober. Namun, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin itu dinilai masih bersifat fluktuatif.

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan stagnansi elektabilitas Jokowi-Maruf  akibat diterpa isu-isu yang sensasional. Isu-isu sensasional yang sering ditimpakan ke Jokowi-Maruf tersebut dianggap efektif membuat elektabilitas Jokowi-Maruf cenderung menurun.

"Stagnansi ini disebabkan dari hasil temuan survei dan big data kami. Publik hanya terpapar oleh isu-isu yang sifatnya sensasional, belum masuk ke ranah yang substansial," kata Rully kepada wartawan, Jumat (7/12).

Isu isu sensasional yang jauh dari substansi program capres tersebut, di antaranya, soal istilah 'politikus sontoloyo' dan 'politik genderuwo'. Dua isu sensasional ini, menurutnya, tidak menyentuh substansi program Jokowi-Maruf akibatnya, dua bulan masa kampanye, survei Jokowi-Maruf stagnan dan cenderung turun.

Hal yang sama, terjadi dengan survei elektabilitas Prabowo-Sandi. Menurut Rully, stagnansi elektabilitas Prabowo-Sandi juga diakibatkan isu-isu sensasional yang dimainkan. Karena itu, Rully melihat, sebenarnya tidak ada yang signifikansi besar dalam naik-turunnya angka survei di dua paslon ini.

"Karena fluktuasi suaranya relatif stagnan atau masih masuk di range margin of error," terangnya.

Hasil survei LSI Denny JA pada November 2018 menunjukkan, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf berada di angka 53,2 persen. Angka elektabilitas tersebut turun dibandingkan Oktober 2018, yakni 57,7 persen. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan sebesar 4,5 persen.

Hal yang sebaliknya justru terjadi pada pasangan Prabowo-Sandi. Angka elektabilitas mereka pada Oktober 2018 berada di angka 28,6 persen. Namun, pada November 2018 ini, angka elektabilitas Prabowo-Sandi meningkat menjadi 31,2 persen. Artinya, elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 itu meningkat sebesar 2,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement