REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Muhammad Iqbal menyatakan kepolisian belum dapat memastikan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan penyerangan di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua memiliki keterkaitan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Puluhan pekerja PT Istaka Karya menjadi korban pembantaian KKB di Kabupaten Nduga pada 2 Desember 2018 lalu.
"Sekarang ini tim sedang bergerak melakukakan penegakan hukum, nanti kalau sudah clear semua, sudah detail semua baru bisa jawab kelompok mana yang bermain, ada afiliasi betul tidak dengan OPM," kata Iqbal saat ditemui di Mapolda DIY, Jumat (7/12).
Meski ada pernyataan dari OPM yang mengaku bertanggung jawab dengan peristiwa penyerangan itu, menurut Iqbal, pihak kepolisian tidak terburu-buru menyimpulkan dan menjadikan pernyataan itu sebagai bahan pertimbangan saja.
"Kami punya SOP sendiri karena ini koridor hukum, perbuatan melawan hukum, kepolisian akan ada di depan dan dibantu penuh TNI. Kami sudah paham ada beberapa narasi yang sudah dibuzer oleh yang mengaku jubir OPM. Itu jadi bahan saja, tapi kami belum pastikan. Kami tidak mau terpancing oleh propaganda mereka," kata dia.
Kendati demikian, menurut dia, sejatinya kepolisian telah memahami dari mana kelompok kriminal bersenjata itu berasal. "Kami sudah paham ini kelompok mana, mungkin narasi-narasi ini sudah beredar di media, doakan saja dan dukung TNI dan Polri bisa akan segera melakukan proses hukum. Kami akan kejar di manapun mereka berada," kata dia.
Iqbal menegaskan bahwa tim gabungan TNI dan Polri telah menguasai keadaan di Kabupaten Nduga. Tim juga telah berhasil mengevakuasi korban serta membebaskan tawanan yang merupakan para pekerja proyek Trans Papua.
"Ada belasan korban tewas sudah dievakuasi bahkan sudah dipertemukan dengan keluarga. Kita akan lakukan proses saintifik investigasi, itu adalah SOP yang harus dilakukan," kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 31 pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, diduga dibunuh kelompok bersenjata, Ahad (2/12) malam.
Polda Papua menduga sebanyak 24 orang dibunuh di hari pertama sementara delapan orang yang berusaha menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD, tujuh di antaranya dijemput dan dibunuh KKB dan satu orang belum ditemukan.