Jumat 07 Dec 2018 02:03 WIB

Kritik Media, Prabowo Dinilai Tiru Gaya Kampanye Trump

Prabowo dinilai tengah berupaya menjatuhkan kredibilitas media arus utama.

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto memberikan sambutan saat mengikuti reuni aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto memberikan sambutan saat mengikuti reuni aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan calon presiden (capres), Prabowo Subianto tentang media melakukan kebohongan dan memanipulasi demokrasi dinilai untuk menggerus kepercayaan masyarakat pada media arus utama. Strategi kampanye Prabowo dinilai meniru gaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Hal itu juga dilakukan Donald Trump dan sejumlah politisi di Eropa. Ada dua alasan, pertama mendestabilisasi kepercayaan publik terhadap media arus utama," ujar pengamat politik Sirojudin Abbas, di Jakarta, Kamis (6/12).

Prabowo sebagai figur nasional dinilainya dapat membuat masyarakat, khususnya kelas bawah, tidak dapat membedakan media kredibel dan yang tidak, apabila media arus utama diberi label seperti itu. "Informasi yang disampaikan media nilainya bisa turun serendah media abal-abal yang diawaki orang tidak kompeten," kata Abbas.

Baca juga: Prabowo dan Sikapnya kepada Media Massa

Menurut dia, selama ini strategi yang digunakan oleh Prabowo adalah menebar ketakutan untuk membuat pemilih yang belum menentukan pilihannya merapat kepada pasangan itu. Kubu Prabowo dinilainya merupakan populis sayap kanan yang salah satu cirinya adalah memainkan aspek emosional seperti kekhawatiran kesulitan ekonomi serta korupsi.

Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menampik menggunakan strategi yang disebutkan itu. BPN mengklaim, menjalankan kampanye yang baik untuk memenangkan hati masyarakat.

"Saya bisa pastikan dari kami BPN tidak memainkan itu. One man one vote, jadi dimenangkan hatinya dengan cara yang baik," ujar anggota BPN, Intan Fauzi.

Menurut Intan, selama ini apabila terdapat pandangan kubu Prabowo menyerang sementara kubu Jokowi bertahan. Hal tersebut menunjukkan kelihaian dan kedewasaan dalam berdemokrasi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement