REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan, para pekerja proyek jalan Trans-Papua yang dibunuh secara keji oleh kelompok separatis atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) bisa dikatakan seperti mujahid.
Karena, menurut dia, para pekerja tersebut sedang mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya. "Kalau mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya maka ia seperti mujahid di jalan Allah. Sebagaimana hadis Nabi SAW," ujar KH Cholil kepada Republika.co.id, Kamis (6/12).
Diberitakan sebelumnya oleh sejumlah media bahwa pada Senin, 3 Desember 2018, sekitar pukul 15.30 WIT diperoleh informasi telah terjadi pembunuhan di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yall Kabupaten Nduga.
Baca juga, Menhan: Pembantai 31 Pekerja di Papua adalah Pemberontak.
Tragedi tersebut mengakibatkan 31 orang pekerja menjadi korban setelah dibantai oleh kelompok Gerakan Separatis Bersenjata (GSB). Sebanyak 19 korban meninggal merupakan pekerja jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi Kabupaten Nduga yang sedang mengerjakan pembangunan di Papua.
KH Cholil mengatakan, pembunuhan yang dilakukan GSB tersebut merupakan bentuk teror terhadap bangsa Indonesia. Karena itu, dia lebih suka menyebut mereka sebagai kelompok teroris.
"Saya lebih senang menyebut peristiwa di Papua itu dengan sebutan teroris. Karena sudah jelas meneror bangsa Indonesia yang sedang membangun negeri ini," kata Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini.