REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mewacanakan pembangunan transportasi laut yang akan menghubungkan wisata hutan mangrove di Kecamatan Muaragembong dan Tarumajaya. Dengan begitu, alternatif sarana transportasi menuju kedua destinasi wisata tersebut akan semakin beragam.
"Nantinya mereka tinggal pilih, mau lewat darat, sungai, atau laut," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi Sutia R Mulyawan di Cikarang, Rabu.
Menurut dia, transportasi laut akan menghubungkan objek wisata mangrove Jembatan Cinta Tarumajaya dengan Ekowisata Hutan Mangrove di Pantaimekar, Kecamatan Muaragembong. Jarak kedua lokasi itu bila ditempuh menggunakan jalan darat membutuhkan waktu selama lebih kurang satu jam.
Suasana tempat wisata di Kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPR) di Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Di sini pengunjung bisa menikmati hutan mangrove, makanan khas, jembatan merah, hingga wisata air keliling pulau.
Minimnya akses jalan munuju ke kawasan wisata itu membuat jumlah pengunjung belum tercatat optimal sejak setahun terakhir. Pembuatan transportasi laut itu diprediksi akan mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan dari Jakarta karena lokasinya yang berdekatan dengan Cilincing, Jakarta Utara.
"Rata-rata pengunjung di Jembatan Cinta Tarumajaya berkisar 100 ribu orang per pekan, namun sebenarnya bisa lebih dari itu kalau ada akses alternatif yang representatif seperti transportasi laut," katanya.
Lutung Jawa yang dilindungi di kawasan satwa endemik Muaragembong terlihat muncul dibalik dahan bakau.
Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi telah mempelajari pola transportasi di Sungai Kapuas, Kalimantan. Perahu di sana bisa melaju dengan mengangkut banyak wisatawan.
Sutia mengungkapkan, pihaknya baru mengagendakan pembelian beberapa unit perahu khusus wisatawan yang akan melintasi perairan Cabangbungin hingga ke Pantaimekar.
"Ini baru wacana, mudah-mudahan pada 2020 bisa diwujudkan melalui kerja sama dengan semua pihak," katanya.