Rabu 05 Dec 2018 19:09 WIB

Separatis Masih Kuasai Titik Pembantaian dan Coba Jebak TNI

Secara kasat mata ada 20 anggota KKSB yang melakukan perlawanan.

Ambulans TNI meninggalkan hanggar helikopter Bandara Mozes Kilangin Timika saat evakuasi jenazah Serda Handoko setibanya di bandara tersebut, Papua, Rabu (5/12/2018).
Foto: Antara/Evarianus Supar
Ambulans TNI meninggalkan hanggar helikopter Bandara Mozes Kilangin Timika saat evakuasi jenazah Serda Handoko setibanya di bandara tersebut, Papua, Rabu (5/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Komandan Korem 172/Praja Wirayakti (PWY) Kolonel Inf J. B. Parluhutan Sianipar mengungkapkan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) masih menguasai lokasi keberadaan jenazah para pekerja jembatan yang dibunuh di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua. Aparat mencoba untuk terus mendekat ke lokasi.

"Kita masih berupaya untuk mendekat ke TKP (lokasi kejadian), tempat terjadinya pembunuhan. Sampai hari ini personel kita masih kontak di wilayah ketinggian sebelum TKP, dan kita berupaya untuk merapat ke sana," kata Kolonel Inf Parluhutan Sianipar di Markas Yonif 756/Wimane Sili, di Jayawijaya, Rabu (5/12).

Ia mengatakan, pasukan yang melakukan evakuasi jenazah para pekerja jembatan itu telah diperkuat dengan personel dari Batalyon 756/WMS yang menempati Pos 755/Yalet di Pos Mbua. Distrik tersebut bertetangga dengan Distrik Yall tempat pembunuhan massal itu.

Berdasarkan pantauan Antara, sekitar 15 personel TNI dimobilisasi pada Rabu sore dengan helikopter milik TNI dari Yonif 756/WMS dan dipimpin oleh Komandan Yonif 756/WMS Mayor Inf Arif Budi Situmeang.

Baca juga, Pembantaian Nduga, Teroris di Tanah Papua.

Parluhutan mengatakan secara kasat mata, anggota KKSB yang terus memberikan perlawanan atau gangguan berjumlah puluhan orang. "Kalau kami hitung, kekuatan senjata mereka sekitar 20. Itu kasat mata dan mereka berpindah-pindah karena mereka menguasai medan," katanya.

Jhonatan mengatakan KKSB memang merencanakan jebakan kepada aparat TNI/Polri yang hendak masuk ke lokasi pembunuhan warga sipil, namun personel sudah mengetahui hal tersebut.  "Mereka sudah merencanakan untuk memancing aparat kita untuk masuk ke sana, oleh karena itu kita harus hati-hati untuk mengantisipasi jatuh korban di kalangan aparat (TNI-Polri)," katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement