REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno mengakui melakukan penjualan saham yang dimilikinya pada PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Langkah itu untuk membiayai kampanye di saat timnya belum mendapatkan sumbangan dari perusahaan-perusahaan.
"Jadi saya harus all out, menjual saham yang saya miliki untuk membiayai kampanye," kata Sandiaga, di Rumah Pemenangan Prabowo Sandi di Kawasan Permata Jingga Kota Malang, Jatim, Rabu (5/12).
Sandiaga menambahkan, berdasarkan data dari survei internal yang dilakukan tim pemenangan Prabowo Sandiaga, saat ini posisi pasangan tersebut sudah mendapatkan suara kurang lebih 40 persen. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus mendorong agenda-agenda kampanye di berbagai wilayah di Indonesia.
"Survei internal kita sudah melewati angka 40 persen, berarti ini adalah momentum yang sangat luar biasa. Saya harus all out," ujar Sandiaga.
Terkait berapa banyak biaya kampanye yang dibutuhkan per bulannya, Sandiaga enggan untuk menjawab secara detil berapa banyak yang diperlukan. Namun, semua kebutuhan pembiayaan kampanye tersebut telah dihitung oleh tim bendahara yang ada.
"Satu bulan ke depan akan berdiskusi bersama tim bendahara, dan bendahara akan menyampaikan kebutuhan dana kampanye, dan itu yang akan saya penuhi," ujar Sandiaga.
Berdasar catatan, dalam kurun waktu dua bulan Sandiaga sudah sembilan kali menjual saham SRTG. Nilai saham yang diuangkan tersebut mencapai lebih dari setengah triliun rupiah, tepatnya Rp 502,95 miliar. Jumlah saham milik Sandiaga di SRTG saat ini berkurang dari sebelumnya 702,71 juta saham, menjadi 672,62 juta saham.
Sandiaga bersama Prabowo maju dalam Pemilihan Presiden pada 2019, yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Gerinda, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keduanya akan bersaing pada Pilpres 2019 dengan Joko Widodo yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin.