Rabu 05 Dec 2018 14:00 WIB

Kapolri Ungkap Pemicu Penembakan 19 Pekerja di Papua

Para pelaku ingin menunjukkan eksistensinya.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Keluarga korban penembakan menunggu kabar di Wamena, Papua, Selasa (4/12/2018).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Keluarga korban penembakan menunggu kabar di Wamena, Papua, Selasa (4/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut aksi pembantaian terhadap para pekerja pembangunan jalan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua dipicu oleh masalah kesejahteraan dan pembangunan yang tak merata. Hal ini berkaca dari kelompok kriminal bersenjata yang sebelumnya muncul di daerah Manokwari, Papua Barat kini sudah tak ada lagi setelah pembangunan di daerah tersebut berjalan.

"Akar masalah utama dari aksi kekerasan bersenjata oleh kelompok-kelompok ini terutama karena memang masalah pembangunan masalah kesejahteraan. Kita melihat dulu kelompok-kelompok bersenjata lebih banyak dari Papua Barat daerah Manokwari. Tapi dengan pembangunan yang berjalan sangat bagus saat ini tidak ada lagi di daerah-daerah itu," ujar Tito dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12).

Selain karena masalah kesejahteraan, pembantaian terhadap para pekerja tersebut dilakukan untuk menunjukan eksistensi kelompok bersenjata itu. Menurut Tito, selama ini kelompok kriminal bersenjata di Papua sering kali menunjukan eksistensinya baik dengan melakukan penyerangan maupun dengan pengibaran bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Tito mengakui, pembangunan di pegunungan tengah memang masih lambat karena sulitnya medan. Seperti di daerah Puncak Jaya, Puncak Lani Jaya, Nduga, serta Yahukimo. Untuk menyelesaikan masalah pemerataan kesejahteraan ini, maka pemerintah pun berupaya melakukan pembangunan di wilayah pegunungan tengah.

"Tapi ya kelompok-kelompok ini seringkali mereka gak sabar, menunjukkan eksistensi, terus mungkin juga mereka menikmati karena ditakuti, memberikan status sosial bersenjata," ujarnya.

Saat ini, orang tim gabungan Polri dan TNI telah dikerahkan ke daerah pembantaian tersebut. Tito yakin, aparat keamanan dapat mengendalikan kelompok kriminal bersenjata yang berjumlah sekitar 50 orang itu.

"Dengan kekuatan yang kita kirim jauh lebih besar karena yakin kita sebentar lagi bisa kita kendalikan. Persoalannya medan yang berat, hutan dll dan luas sehingga mereka mungkin akan lari ke sekitar tempat-tempat lain," ujar Jokowi.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia dari pembunuhan di Nduga, Papua, berjumlah 19 orang. Ia menyebutkan, enam dari 25 orang karyawan PT Istaka Karya yang ditahan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) berhasil melarikan diri, tapi dua orang di antaranya kini masih belum ditemukan.

"Bukan 31 ya, tapi dari 25 yang mereka tahan. Mereka melakukan penembakan yang sangat brutal," ujar Wiranto di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (5/12).

Ia menyebutkan, dari 25 orang tersebut, ada enam orang bisa melarikan diri. Sementara, 19 orang lainnya ditembak dan meninggal dunia. Dari enam orang tersebut, empat orang berhasil diselamatkan pasukan gabungan TNI-Polri dan dua orang lainnya masih belum ditemukan.

"Empat bisa diselamatkan oleh pasukan kita dan dua sedang dilakukan pencarian," kata Wiranto.

Baca juga:

BPN: Elektabilitas Prabowo-Sandi Hampir Samai Jokowi-Ma'ruf

Soal Habib Bahar, PKS: Jangan Sampai Ada Tebang Pilih Kasus

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement