Selasa 04 Dec 2018 17:13 WIB

Mabes Polri: TKP Pembunuhan 31 Pekerja di Papua Wilayah Aman

Terjadi pembunuhan di Papua terhadap 31 pekerja jembatan oleh KKB.

Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Mohammad Iqbal.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Mohammad Iqbal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan bahwa lokasi penembakan sejumlah pekerja proyek di Kabupaten Nduga, Papua adalah wilayah yang aman. Sebanyak 31 orang pekerja Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua tewas dibunuh, pada Ahad (2/12).

"Walaupun ada beberapa insiden waktu pemilukada, ada penembakan pesawat. Tapi selama beberapa waktu ke belakang aman," kata Iqbal dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Terkait peristiwa pembunuhan terhadap sejumlah pekerja PT Istaka Karya yang merupakan sebuah BUMN, menurut dia, saat ini Polri masih berusaha menuju lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Kami harus ke TKP untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan semua bukti yang ada, petunjuk yang ada, pertolongan terhadap korban yang paling utama," katanya.

Menurut informasi yang didapatkan dari Istaka Karya, diperkirakan terdapat sekitar 30 orang pekerja yang sedang bekerja membangun jembatan di lokasi kejadian saat penembakan terjadi. Ia juga menegaskan bahwa jumlah korban hingga saat ini belum dapat dipastikan.

"Itu belum bisa kita pastikan. Jumlah korban, ada yang kabur. Harus dipastikan dulu," katanya.

Berdasarkan keterangan Polda Papua, hingga Senin (3/12) pukul 22.35 WIT, sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu. Kemudian, delapan pekerja lain sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh KKB, tujuh di antaranya dibunuh dan satu orang belum ditemukan.

Kapendam Cenderawasih XVII, Kolonel Inf Muhammad Aidi, mengatakan, kejadian pembunuhan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, masih berkaitan dengan peringatan hari jadi organisasi papua merdeka (OPM). Ia menyebutkan, ada pekerja yang melihat dan mengambil gambar saat OPM melakukan upacara pada Ahad (2/12) lalu.

"Informasi awal, salah satu pemicu kejadiannya ini, pada 2 Desember hari Minggu, mereka melaksanakan upacara ulang tahun yang mereka declare sebagai hari kemerdekannya, kemudian ada pekerja jalan yang ikut nonton dan ikut mengambil gambar dari kejadian itu," ujar Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).

Aldi menerangkan, setelah pekerja itu mengambil gambar proses upacara, kelompok yang melaksanakan upacara tersebut marah. Mereka kemudian menyerang seluruh pekerja yang ada di sana. Aidi menuturkan, hal tersebut mengindikasikan, mereka tak mau kegiatan yang mereka lakukan terpublikasi ke luar.

"Apalagi sampai diketahui aparat kemanan. Sehingga dia berpikiran semua pekerja di situ membocorkan kegiatan mereka. Lantas mereka bantai semuanya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement