Kamis 29 Nov 2018 09:24 WIB

Teknologi Nuklir Bikin Jamu Indonesia Jadi Berskala Global

Indonesia mempromosikan jamu di sela pameran teknologi nuklir di Wina.

Menko Puan mempromosikan jamu buatan Indonesia yang dikemas menggunakan teknologi iradiasi nuklir.
Foto: kemenko pmk
Menko Puan mempromosikan jamu buatan Indonesia yang dikemas menggunakan teknologi iradiasi nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA-- Indonesia mempromosikan jamu di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Wina, Austria. Promosi 'sambilan' ini digelar saat Indonesia menggelar pameran tentang manfaat teknologi nuklir dalam pengembangan industri dan pembangunan ekonomi Wina. Pameran tersebut dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, (28/11).

Menko Puan mempromosikan jamu buatan Indonesia yang dikemas menggunakan teknologi iradiasi nuklir. Jamu tersebut kini telah masuk pasar global yang kompetitif berkat penggunaan teknologi iradiasi.

“Salah satu produk unik yang kami pamerkan di sini adalah jamu. Jamu adalah minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan herbal. Dengan pemanfaatan teknologi iradiasi, produk jamu buatan Indonesia telah masuk ke pasar global yang kompetitif,” kata Puan.

photo
Menko Puan mempromosikan jamu buatan Indonesia yang dikemas menggunakan teknologi iradiasi nuklir.

Pameran bertajuk 'Memetik Manfaat dari Teknologi Radiasi: Memperkuat Sektor Industri, Berkontribusi pada Pembangunan Ekonomi' ini menampilkan kontribusi pemanfaatan teknologi iradiasi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.  Selain jamu, dipamerkan juga produk kemasan lainnya seperti obat herbal dan produk-produk makanan.

Salah satu yang disorot adalah kolaborasi Indonesia dan Hongaria dalam membangun irradiator gamma yang dinamai Merah Putih dengan kandungan lokal mencapai 84 persen. Fasilitas serupa pertama yang dimiliki Indonesia tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada bulan November 2017 lalu dan diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan di masa depan.

“Dengan kapasitas yang semakin baik di bidang ini, Indonesia siap memainkan peran lebih banyak untuk membantu negara-negara berkembang, antara lain melalui Kerja Sama Selatan-Selatan,” kata Puan.

Selain pameran, Indonesia juga mengadakan side event berupa diskusi dengan tema 'Manfaat Sosial-Ekonomi dari Penerapan Teknologi Radiasi' yang membahas manfaat teknologi radiasi untuk negara berkembang dan upaya meningkatkan pemanfaatan teknologi radiasi yang membawa dampak sosial ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement