REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tidak suka menyalahkan atau menyerang pihak lain, termasuk pemerintahan Jokowi-JK. Presiden ke-6 Republik Indonesia itu menegaskan, hal itu bukan kepribadian Partai Demokrat.
''Partai Demokrat tidak suka menyalahkan, menyerang partai-partai lain. Itu bukan kepribadian kami. Partai Demokrat dan seorang SBY tidak akan menuding-nuding, atau menyalah-nyalahkan kondisi selama 4 tahun ini. Tidak. Bukan itu," tegasnya saat menghadiri acara Temu Masyarakat Banyumas di Taman Kota Andang Pangrenan, Purwokerto, Jumat (23/11) malam.
SBY melanjutkan, dirinya juga merasakan kerap menjadi sasaran fitnah, dihujat dan disalahkan selama 10 tahun menjadi presiden. "Tapi saya tidak pernah membalas," ucapnya.
SBY mengungkapkan, selama empat tahun terakhir, Partai Demokrat mendengar dan merangkum aspirasi masyarakat, yang dituangkan dalan prioritas tugas kadernya. Namun, hal itu bukan berarti Demokrat menyalahkan pemerintah saat ini.
SBY percaya, setiap presiden atau pemeritahan pasti akan memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya. ''Namun kami melihat ada persoalan-persoalan tadi, ada kesulitan rakyat, yang kemudian kami rumuskan dalam 14 prioritas,'' jelasnya.
Tanpa harus menuding kesana kemari, menyalah-nyalahkan dengan cara kasar atau mengganggu pemerintah, SBY menyatakan, bila Partai Demokrat di parlemen makin kuat dan ada di pemerintahan, maka Partai Demokrat akan berjuang untuk ke-14 poin prioritas tersebut.
Menurutnya, proses pembangunan yang baik bagi suatu bangsa adalah yang menjaga kesinambungan. Sejak masa presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati hingga masa pemerintahannya, kalau masih baik tentu harus dilanjutkan. Sedangkan yang belum baik, harus diperbaiki. SBY menyatakan, kalau kesinambungan ini dilaksanakan, maka kehidupan bernegara akan terasa tentram, dan masyarakat akan senang.