Selasa 20 Nov 2018 21:28 WIB

BIN Pantau 50 Penceramah yang Sampaikan Materi Radikalisme

BIN akan memantau penceramah, namun mereka tetap diizinkan untuk berceramah.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
Wawan H Purwanto
Foto: perspektifbaru
Wawan H Purwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Intelijen Nasional (BIN) memantau sebanyak 50 penceramah yang menyampaikan materi radikalisme di 41 masjid pemerintah. Meski demikian, mereka tetap diizinkan untuk menyampaikan ceramahnya.

Juru Bicara BIN, Wawan Hari Purwanto, sebanyak 50 penceramah masih dipantau secara berkala. "Tetap ada report. Dan ada upaya untuk berkomunikasi dengan mereka. Kami berikan pendekatan agar tidak menyampaikan materi yang menyangkut radikalisme," jelas Wawan kepada wartawan di Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11).

Sebagaimana diketahui, sebelumnya BIN mengakui jika ada 41 dari 100 masjid milik kementerian, lembaga dan BUMN yang terpapar paham radikalisme. Dari pendalaman temuan itu, tercatat ada 50-an orang penceramah yang menyampaikan materi radikalisme.  Wawan tidak mau menyebut nama-nama penceramah. Namun, dia mengakui jika ada afiliasi antara penceramah dengan kelompok tertentu.

"Semuanya kami dekati secara dialogis, kami jalin komunikasi dan persuasi. Kalau orang berhubungan (dengan kelompok tertentu) itu biasa. Tetapi menurut kami, bahwa materi ceramah itu tidak boleh menyoal radikalisme," tegasnya. 

 

Wawan lantas menjelaskan ada tiga tingkatan paparan radikalisme yang ada di 41 masjid. Pertama tingkat rendah di mana masih bisa ditoleransi.  Kedua, tingkat sedang sehingga sudah perlu diberikan pendekatan. Dan tingkat parah yang perlu dinetralkan oleh pemerintah.

"Disebut parah jika sudah mendorong kepada gerakan radikalisme, kemudian mengarahkan simpati kepada gerakan ISIS, membawa aroma konflik Timur Tengah, mengutip ayat-ayat perang sehingga berdampak kepada situasi, kondisi dan sikap," kata Wawan.

Namun, Wawan tidak mengungkapkan nama-nama 41 masjid. BIN mempertimbangkan nama puluhan institusi pemerintah yang terkait temuan ini.  "Selama sudah menunjukkan perbaikan, (para penceramah) tetap kami izinkan menyampaikan ceramah di masjid. Tetapi tetap kami berikan literasi," tambahnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement