REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) kembali mengalami ketegangan usai Partai Gerindra dan Partai Demokrat terlibat saling kritik. Menyikapi hal itu, Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mujahid menegaskan pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan Partai Demokrat maupun seluruh partai koalisi.
Sodik berharap pertemuan itu segera digelar pada pekan ini. Pertemuan tersebut sekaligus sebagai konsolidasi sebagai koalisi.
"Pertemuan segera, semoga pekan ini saat kosong acara bertemu rakyat. Karena tidak baik Pak Prabowo batalkan acara-acara ketemu rakyat," ujar Sodik saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (19/11).
Sebab bagaimanapun juga, kata Sodik, konsolidasi selalu diperlukan, karena dalam setiap tim pasti ada beberapa miskomunikasi yang dapat diselesaikan dengan pertemuan fisik. Apalagi nanti yang hadir para elite yang sangat matang, dewasa dan sangat berpengalaman. Sehingga akan sangat mudah untuk selalu konsolidasi.
"Ada miskomunikasi, misunderstanding, itu hal biasa dalam kerja bersama. Kami mengatasinya dengan pertemuan dan konsoliasi," ujar Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menyatakan, pimpinan Partai Demokrat dan Partai Gerindra sudah melakukan komunikasi untuk bertemu. Pertemuan dinilai lebih baik daripada perang pernyataan di media massa dan media sosial.
"Saya pikir komunikasi sudah dibangun dan saya kira Sekjen Gerindra juga sudah berkomunikasi langsung dengan sekjen kami untuk mengklarifikasi apa yang terjadi," ujar Imelda saat ditemui di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (17/11).
Menurut Imelda, komunikasi juga tak hanya dilakukan antara Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Namun juga, komunikasi dengan calon wakil presiden Sandiaga Uno dengan elite pimpinan Partai Demokrat.
"Saya kira juga ada komunikasi juga antara Mas Sandi dengan pimpinan kami," ujar Imelda.
Sebelumnya, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, menagih janji SBY dan AHY mengampanyekan Prabowo-Sandiaga. Kemudian melalui akun Twitter-nya, SBY menilai, pernyataan Muzani terus digoreng dengan nada tidak baik.
Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yg "sembrono", justru merugikan *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) November 15, 2018