Sabtu 17 Nov 2018 01:19 WIB

Hasto Klaim Terima Keluhan Nahdliyin Soal Sandiaga

Warga NU gusar atas tindakan Sandiaga melangkahi makam pendiri NU.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengaku kedatangan sejumlah nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama) yang mengeluhkan sikap calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Uno yang melangkahi makam pendiri NU Kiai Haji Bisri Syansuri. Hasto menceritakan pertemuan yang berlangsung tertutup itu dalam acara konsolidasi di Posko Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Jumat (16/11).

"Kami memahami kegusaran warga NU terhadap tindakan tidak terpuji Sandiaga yang melangkahi makam almarhum K.H. Bisri Syansuri," kata Hasto, Jumat.

Sekjen PDI Perjuangan ini mengatakan bahwa ziarah kubur haruslah dilandasi oleh niatan suci dan penuh rasa hormat. "Apa yang dilakukan Sandiaga mencerminkan dia lebih banyak mengeyam pendidikan Barat sehingga tidak memahami kepribadian bangsanya sendiri," kata Hasto.

Hasto menilai akan berbahaya jika negara dipimpin oleh seorang yang tidak memahami kepribadian bangsanya, dan menjadikan ziarah kubur hanya sebagai pencitraan demi dapat dukungan nahdiyin. Ziarah dengan motif kekuasaan, kata dia, hanya menghasilkan karma politik. Apa yang dilakukan oleh Sandi telah menyentuh hal yang paling elementer terkait dengan karakter pemimpin yang seharusnya respek dengan tradisi keagamaan dan kultur bangsanya.

"Tidak heran kampanye belum lama berlangsung, mereka sudah tiga kali meminta maaf. Jadi, pemimpin itu tidak boleh grusa-grusu, emosional, main ancam, dan jangan kedepankan pencitraan seolah agamis. Itulah akibatnya kalau kekuasaan dilakukan dengan cara tidak benar, seperti membeli rekomendasi 1 triliun," kata Hasto menanggapi keluhan warga NU tersebut.

Hasto juga mengingatkan Jatim adalah pusat penggemblengan anak-anak bangsa dari perpaduan kalangan nasionalis-Islam yang sangat mengerti jiwa dan kepribadian bangsanya. "Dapur kebangsaan itu (Jatim) menyala-nyala dan tidak heran di Kota Surabaya ini semangat kepahlawanan itu muncul, semangat 'dedication of life' itu berkobar demi mempertahankan nusa dan bangsa," ujar Hasto.

Sandiaga mengaku sudah meminta maaf terkait dirinya yang melangkahi makam KH Bisri Syansuri. Kendati demikian dirinya siap menerima konsekuensi jika ada yang membawanya ke ranah hukum.

"Seandainya saya dituntut dari segi hukum ya saya harus siap," kata Sandiaga saat ditemui di Kompleks Makam Habib Kwitang, Kamis (15/11).

Sandiaga mengatakan, di setiap kunjungannya ke makam dirinya tidak pernah sendiri. Kendati demikian dirinya tidak ingin menyalahkan pemandu ziarah saat itu. Selain itu Sandiaga juga mengaku siap melaksanakan saran Ketua PBNU Said Aqil Siradj untuk meminta maaf langsung ke keluarga KH Bisri Syansuri di Jombang, Jawa Timur.

"Yah kalau itu perintah ulama kita akan datang, kalau itu memang, apalagi pak Kiai Said sangat saya hormati, sangat saya muliakan, baik sekali menurut saya, saya akan datang ke Jombang dan langsung minta maaf," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement