REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) menyatakan sistem kelistrikan di Sulawesi bagian selatan (Sulbagsel) berangsur pulih. Sebagian pembangkit mulai sinkron pascapemadaman total pada, Kamis (15/11).
"Penormalan sistem kelistrikan Sulawesi bnagian selatan sampai dengan Jumat (16/11), pagi ini 07.40 Wita berjalan secara bertahap," sebut Direktur PLN Unit Induk Wilayah Sulselbatra Bambang Yusuf saat dikonfirmasi di Makassar, Jumat.
Dia menjelaskan total daya yang sudah sinkron sebesar 400 MW yang berasal dari PLTA Bakaru, PLTA Bili-bili, PLTA Poso, PLTU Sengkang, dan beberapa PLTD di Tello. Sementara gardu induk (GI) yang sudah normal adalah sebesar 43 dari 55 GI yang ada. Untuk mengatasi gangguan yang terjadi di ruas tranmisi Makale-Palopo, PLN melakukan upaya sinkronisasi pembangkit yang belum masuk sistem.
"Alhamdulillah, berkat doa masyarakat, PLN sudah berhasil menyalakan listrik bagi sebagian masyarakat," ujar Bambang.
Sampai dengan pukul 07.40 Wita, PLN terus melakukan upaya untuk menormalkan beberapa daerah yang belum menyala. Diperkirakan sistem akan kembali normal pada Jumat ini, setelah semua pembangkit dapat sinkron kembali.
"Sekali lagi kami mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat atas kejadian ini dan kami mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat kepada kami," papar Bambang.
Saat pemadaman total (black out) terjadi, beberapa pembangkit lepas dari sistem dan untuk masuk kembali, diperlukan waktu sekitar delapan jam. Gangguan terjadi di ruas penghantar transmisi Makale-Palopo, saat kondisi hujan lebat. Penyebabnya masih diinvestigasi lebih lanjut oleh tim teknisi.
Berdasarkan informasi yang diterima pemadaman total pada sistem kelistrikan terjadi pada 15 November 2018 pukul 15.56 Wita. Saat itu beban lepas di DCC Selatan sebesar 394,58 MW. Sementara beban masuk DCC Selatan sebesar 19,05 MW. Saat itu tim teknisi sedang melakukan penormalan bertahap.
Pemadaman kelistrikan diketahui pada pukul 15.21 Wita, karena telah terjadi gangguan pada sistem kelistrikan di wilayah Sulbagsel. Kendati demikian, sampai saat ini distribusi aliran listrik belum sepenuhnya normal.
Pemadaman total tersebut berlangsung lebih dari 12 jam sejak pemadaman awal. Namun beberapa di titik strategis Kota Makassar lebih dulu teraliri listrik. Meskipun sejumlah lokasi di Makassar aliran listrik belum sepenuhnya aktif. Adapun listriknya aktif tapi hanya bertahan beberapa jam, kemudian kembali padam seperti di wilayah Kecamatan Panakukang dan Rappocini.
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada 2016, pemadaman total di wilayah Sulsel dan meluas ke Sulawesi Barat hingga mengalami ganguan selama beberapa jam. Gangguan transmisi pada sistem Sulselbar ini yang menyebabkan terjadinya pemadaman sebagian pada subsistem Makassar, Makale dan Palopo. Diduga ganguan berada pada transmisi 150 KV pada segmen Sungguminasa Kabupaten Gowa dan Maros akibat terkena petir saat hujan menguyur wilayah setempat.