Kamis 15 Nov 2018 16:58 WIB

Pembunuhan Bekasi, Polisi Telusuri Noda Darah pada HS

HS mengaku jatuh sehingga terluka.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah Tim Puslabfor Polda Metro Jaya saat akan melakukan olah TKP kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah Tim Puslabfor Polda Metro Jaya saat akan melakukan olah TKP kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, Polda Metro Jaya dan Labfor Polri akan mencocokkan sejumlah temuan bercak darah terkait pembunuhan satu keluarga di Bekasi. 

Bercak-bercak darah tersebut ditemukan di sekitar mobil korban, di dalam kos-kosan, dan di kuku seorang terduga pembunuh satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat, berinisial HS.

“Dari semua sampel darah yang ada di mobil, kita akan cocokkan semua di Labfor,” ujar Argo dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11).

Tim dari Jatanras dan Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, sebelumnya telah melakukan olah TKP di lokasi penemuan mobil korban yang hilang, di sebuah kos-kosan wilayah Cikarang.

Baca juga,  Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi.

Dari hasil olah TKP tersebut, ditemukan sejumlah bukti seperti dua handphone korban yang terdapat bercak darah. Kemudian gagang pembuka pintu juga terdapat bercak serta pedal gas dan sabuk pengaman yang juga terdapat noda darah.

Sampel bercak darah itu kemudian dibawa oleh Labfor untuk diperiksa, apakah cocok dengan ceceran darah di lokasi pembunuhan.

Kepolisian juga telah memeriksa kos-kosan yang menjadi tempat tinggal terduga pelaku berinisial HS, yang ditangkap di kaki Gunung Guntur Garut, Jawa Barat. Dalam kos-kosan tersebut ditemukan sebuah celana panjang berwarna hitam yang juga terdapat bercak darah.

Selain itu, warga juga memberikan keterangan bahwa HS sempat berobat ke klinik untuk mengobati luka di tangannya. Ia mengaku jatuh sehingga luka.

Dari temuan bercak di mobil korban, di kos-kosan HS, dan di kuku jari telunjuk HS, polisi membawa semua sampel itu ke Labfor Polri untuk dicocokkan dengan darah di lokasi pembunuhan.

“Ini semua kami ambil darah sebagai sampel untuk kita cocokkan gunakan penelitian ilmiah. Kita akan menunggu hasil Labfor. Darah yang di mobil, tempat kos, dan TKP, apakah ada kesamaan, kita masih menunggu,” papar Argo.

Seperti diketahui, korban merupakan satu keluarga. Mereka adalah Diperum Nainggolan (38 tahun) beserta istrinya, Maya Boru Ambarita (37 tahun), serta kedua anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9 tahun), dan Arya Nainggola (7 tahun).

Diperum dan istrinya ditemukan terbujur kaku di ruang tamu bersimbah darah pada Selasa (13/11). Sedangkan kedua anaknya ditemukan di dalam kamar dalam kondisi dibekap. Meskipun, hasil autopsi menyatakan pada kedua tubuh anaknya juga terdapat luka senjata tajam dan hantaman benda tumpul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement