REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sejumlah warga di Kota Palu, Sulawesi Tengah, minta pemerintah setempat untuk segera mengatasi kelangkaan bahan bangunan, khususnya semen di pasaran setempat. Pasalnya, banyak yang sangat membutuhkan komoditas itu untuk membangun kembali rumah-rumah mereka,
"Dalam kondisi seperti sekarang ini, seharusnya bahan bangunan dan kebutuhan lainnya di pasaran harus tersedia dalam jumlah memadai, karena banyak yang membutuhkannya," kata Edy, seorang warga di bilangan Jalan Kancil Palu, Selasa (13/11).
Ia meminta pemerintah secepatnya mengatasi kelangkaan bahan bangunan tersebut agar masyarakat bisa secepatnya membangun kembali tempat tinggal mereka yang rusak akibat gempabumi dan tsunami yang menerjang wilayah Palu, Donggala dan Kabupaten Sigi. Bukan hanya untuk kebutuhan pembangunan rumah penduduk, tetapi juga fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas dan rumah sakit, serta infranstruktur jalan dan jembatan.
Untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tiga daerah terdampak bencana alam harus pula didukung dengan ketersediaan berbagai kebutuhan pokok dan juga bahan bangunan. "Bagaimana orang mau membangun jika semen tidak ada di pasaran," kata dia.
Ia mengatakan sudah sepekan ini, semen sangat susah diperoleh. "Kalaupun ada, harganya sudah naik," ujar Edy.
Hal senada juga disampaikan Lius, seorang tukang bangunan di Palu. Ia mengatakan beberapa hari ini semen cukup langka. Bahkan banyak toko-toko pengecer bahan bangunan yang sudah tidak memiliki stok semen kosong.
Sementara di satu sisi, warga sangat membutuhkan bahan bangunan dimaksud.
Apalagi, dampak dari bencana alam yang terjadi pada 28 September 2018, banyak rumah-rumah penduduk yang mengalami kerusakan. Karena itu, kata dia, semen sangatlah dibutuhkan.
Dia juga meminta pemerintah untuk turun tangan mengatasi kelangkaan semen di pasaran setempat agar tidak berlaurt-larut. "Saya percaya pemerintah tidak tutup mata akan kelangkaan semen di pasaran," katanya.
Pantauan di sejumlah toko di Palu, tiak satupun yang terlihat menjual semen. "Maaf pak semennya kosong," kata seorang pemilik toko bangunan di bilangan Jalan Emi Saelan.