Selasa 13 Nov 2018 21:43 WIB

Prabowo-Sandi Dilaporkan ke Bawaslu, BPN: Lucu dan Aneh

Prabowo-Sandi dilaporkan ke Bawaslu atas dugaan pelibatan anak dalam kampanye.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Calon Presiden no urut 02 Prabowo Subianto menyapa warga dari atas kendaraan saat kegiatan kunjungan di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam, Solo, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
[ilustrasi] Calon Presiden no urut 02 Prabowo Subianto menyapa warga dari atas kendaraan saat kegiatan kunjungan di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam, Solo, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengatakan, jangan semua hal disangkutpautkan kepada tim BPN Prabowo-Sandiaga. Ia pun menganggap, pelaporan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin terhadap BPN kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjadi bagian dari sesuatu yang lucu dan aneh.

"Yang bikin acara Aksi Bela Tauhid (itu) umat islam, yang disalahin BPN. Kemarin juga di Jawa Tengah, yang raja Jokowi katanya pihak kita juga yang ngerjain. Besok-besok bilang sama TKN, ada ayam ketabrak di pinggir jalan, itu (yang melakukan) BPN Pak Prabowo," katanya kepada Republika melalui sambungan telepon, Selasa (13/11).

Ia pun tak ambil pusing dengan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan TKN tersebut. Menurutnya, terserah TKN mau bicara apa saja. Tapi, sambung Andre, yang jelas Aksi Bela Tauhid tidak ada hubungannya dengan BPN Prabowo-Sandi.

"Ya, tanya dong sama anak itu, jangan sama kita. Emang mereka BPN kita? Kan nggak. Masak semuanya disangkutin ke tim Pak Prabowo dan Bang Sandi. Makanya, maksud saya, kalo begitu kan aneh, lucu, begitu lho," ujar dia.

Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin melaporkan pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 02 ke Bawaslu. Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dilaporkan terkait dugaan melibatkan anak-anak untuk melakukan kampanye.

"Kami menduga mereka melakukan pelanggaran pemilu, yaitu melakukan kampanye rapat umum di luar jadwal yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)," jelas Direktur Hukum dan Advokasi TKN, Ade Irfan Pulungan, di Bawaslu RI, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (13/11).

Menurutnya, paslon nomor urut 02 atau tim kampanye mereka telah memobilisasi atau melibatkan anak-anak dalam kampanye tersebut. Ade mengaku, pada Aksi Bela Tauhid yang dilaksanakan Jumat (9/11) lalu, pihaknya melihat ada penyampaian atau orasi yang dilakukan oleh anak-anak. Narasi pada orasi tersebut ia katakan dapat merugikan pihaknya.

"Itu sungguh merugikan kami. Yang dapat kami lihat, kalimatnya, 'Siap ganti presiden' dan 'Eh, Lu pade jangan lupa pilih nomor dua, lupain yang nomor satu,'" katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement