REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan tindakan Polres Bogor yang melarang digelar acara Syiar dan Silaturahmi Kekhalifahan Islam Sedunia 1440 Hijriah di Bogor, Jawa Barat. Sebab, acara itu diduga erat kaitannya dengan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Ya, kalau dikaitkan dengan organisasi yang sudah dibubarkan pemerintah, maka itu tidak boleh melakukan kegiatan lagi," kata Irjen Setyo, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/11).
Sebelumnya, panitia acara mengajukan permohonan izin ke Polres Bogor untuk acara bertajuk Syiar dan Silaturahmi Kekhalifahan Islam Sedunia 1440 Hijriah. Selanjutnya. Polres Bogor mengecek dan berkoordinasi dengan pemilik tempat pelaksanaan kegiatan.
"Dari hasil pengecekan dan penyelidikan, kegiatan yang akan dilaksanakan sangat erat kaitannya dengan khilafah untuk mengganti sistem Pemerintahan NKRI dari Pancasila menjadi khilafah," kata Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky.
Karena itu, Dicky menegaskan kepolisian tidak mengizinkan diadakan acara tersebut. "Kami menegaskan bahwa Polres Bogor tidak memberikan izin terhadap acara tersebut," katanya lagi.
Sebelumnya, beredar undangan "Syiar dan Silaturahmi Kekhalifahan Islam Sedunia 1440 H" yang disebar oleh panitia penyelenggara dari Silaturahmi Warga Khilafatul Muslimin Yayasan Nur Syakirah. Rencananya acara dengan tema "Indonesia Titik Awal Kebangkitan Islam Dunia" itu, akan digelar di Masjid Az Zikra, Bogor, Jawa Barat pada 17 November 2018 pagi.