Selasa 13 Nov 2018 16:05 WIB

Gerindra Respons Parpol Koalisi Bebaskan Kader di Pilpres

Demokrat dan PAN membebaskan kader memilih di Pilpres 2019.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
[ilustrasi] Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid menilai, sebaiknya sikap kader partai yang tergabung dalam koalisi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga tegak lurus mendukung pasangan nomor urut 02 tersebut. Hal itu disampaikan Sodik menyusul kembali adanya sikap berbeda jajaran kader PAN di bawah dan juga kebijakan Partai Demokrat membebaskan pilihan politik kepada para kader.

"Sebaiknya kita konsisten ya, pilih presiden maka calegnya pun memilih presiden. Kenapa? Karena kita perlu presidennya, dan presiden juga perlu dukungan dari DPR itu," ujar Sodik di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11).

Menurutnya, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga juga perlu mencermati sikap kader partai dalam koalisi. BPN juga perlu menetapkan strategi agar partai memenangkan partai, sekaligus memenangkan presiden.

"BPN harus bekerja lebih strategis sehingga partai itu satu memenangkan presiden dan kedua memenangkan partainya masing-masing," ujar Sodik.

Namun, Juru Debat BPN itu menilai kondisi kader partai yang tidak tegak lurus dengan DPP tingkat pusat, dialami kubu dari pejawat Tim Kampanye Nasional Jokowi Ma'ruf. Menurutnya, jika ada masalah tersebut menandakan strategi tim pemenangan belum optimal.

"Artinya strategi yang ditetapkan oleh badan pemenangan masing-masing itu belum optimal atau belum maksimal sehingga masih ada kesenjangan, harusnya ketika mendukung presiden maka partainya juga," ujar Sodik lagi.

Untuk BPN, Sodik menilai ada dua langkah yang perlu dilakukan tim Prabowo-Sandiaga kepada partai koalisi yakni komunikasi dan strategi. "Kita ada forum komunikasi dan ada pertemuan rutin, di pertemuan rutin ini kita bicarakan, kuncinya adalah strategi Badan Pemenangan Nasional yang bisa angkat dua-duanya sehingga dipahami dan dilaksakan. Satu komunikasi untuk langkah itu dan kedua strategi dari BPN," kata Sodik.

Sebelumnya, Partai Demokrat dalam pembekalan Caleg DPR akhir pekan lalu memberikan keleluasaan bagi kadernya untuk mengkampanyekan pasangan calon Pilpres. Partai Demokrat justru lebih menginstruksikan kemenangan partai melalui caleg di daerah pilihan masing-masing.

"Yang jelas caleg tujuannya untuk menang, mendapat kursi sebagai wakil rakyat. Segala hal strategi dijalankan, disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing," ujar Ketua Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sabtu (10/11) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement