REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menilai tak pantas aksi Sandiaga Uno yang melangkahi makam ulama. Karding mengatakan, perilaku yang dilakukan calon wakil presiden nomor urut 02 itu merupakan tindakan yang tidak etis.
"Sangat tidak etis. Seseorang yang tidak pernah mondok sekali pun, melangkahi makam adalah tindakan yang tidak sopan," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta, Senin (12/11).
Politisi yang juga kader Nahdlatul Ulama (NU) bahkan menilai Sandiaga tidak paham adab ziarah kubur. Dia mengatakan, jika Sandiaga paham adab tersebut, tentu dia akan bersikap sopan tanpa melangkahi makam, apalagi makam seorang ulama.
"Kalau orang NU ziarah kubur itu dilakukan dengan tahlil," katanya.
Karding juga menyoroti gelar santri di era post-Islamisme yang diberikan Presiden PKS Shohibul Iman untuk Sandiaga. Dia mengatakan, melihat aksi Sandiaga melangkahi makam tokoh NU, Karding menilai label santri tersebut nampak hanya untuk kepentingan politik belaka.
"Sebagai calon pemimpin, apalagi Indonesia yang terkenal adab sopannya, tentu ini tidak pantas dilakukan. Karena pemimpin itu mesti jadi contoh rakyat," kata Karding.
Dalam sebuah video berdurasi 14 detik, Sandi terlihat melangkahi sebuah makam saat berziarah ke Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Video yang beredar luas dan viral di media sosial sontak membuat banyak kalangan menyayangkannya.
Dalam video itu, Sandiaga awalnya melakukan tabur bunga di makam KH Bisri Syansuri. Setelah selesai, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu terlihat melangkahi makam tersebut untuk beralih menabur bunga ke makam lain.
Calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang juga bersama Sandiaga nyaris mengikuti langkah cawapresnya. Namun dia dicegah pengurus Ponpes Denanyar dan diminta memutar tidak melangkahi makam.