Senin 12 Nov 2018 14:10 WIB

Kiai Ma'ruf Tepis Pernyataan SBY Soal Politik Identitas

Kubu Jokowi-Ma'ruf tak akan menggunakan politik identitas.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Calon Wakil Presiden Republik Indonesia no urut  satu, Maa'aruf Amin  memberikan pendapat dalam silaturahim dan pertemuan dengan kiai-kiai se Jakarta Timur di kediaman K.H Ma'aruf Amin, Jakarta,Senin (11/05).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Calon Wakil Presiden Republik Indonesia no urut satu, Maa'aruf Amin memberikan pendapat dalam silaturahim dan pertemuan dengan kiai-kiai se Jakarta Timur di kediaman K.H Ma'aruf Amin, Jakarta,Senin (11/05).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menepis pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan bahwa politik identitas sampai saat ini terus menguat dibandingkan dengan adu program. Menurut Kiai Ma'ruf, pihaknya selama ini tidak menggunakan politik identitas tersebut, tapi terus mengampanyekan program.

"Saya kira nggak ada politik identitas. Justru adu program. Bagaimana apa yang sudah dan apa yang akan (dilakukan)," ujar Kiai Ma'ruf kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo no 12, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/11).

Baca Juga

Menurut Kiai Ma'ruf, ke depannya dirinya dan Presiden Joko Widodo berencana akan membangun landasan dan tonggak yang kokoh di Indonesia, sehingga bisa memperbesar kemanfatan dan kemaslahatan yang sudah dicapai Jokowi selama ini.

"Memperbesar kemaslahatan, menambah atau melakukan penyusuaian, menyempurnakan. Itu pendekatannya programing, pendekatakan konsep bagaimana membangun ke depan, nggak ada identitas," ucap Kiai Ma'ruf.

Dia mengatakan, meskipun ada warga NU yang kemudian akan mendukungnya maka itu bukanlah politik identitas. Karena, menurut dia, wajar saja jika orang NU mendukungnya karena merasa ada kesamaan untuk membangun bangsa.

"Kalau misalnya orang NU mau mendukung orang NU itu kan wajar saja. Misalnya pemimpin NU-nya dia dukung, itu bukan politik identitas tetapi merasa ada kesamaan," kata Mustasyar PBNU ini.

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menggunakan politik identitas untuk memenangkan Pemilu 2019. "Kita kan sudah sepakat tidak membawa politik identitas pendekatakannya," kata Ketua Umum MUI ini.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut politik di Indonesia saat ini telah berubah. Menurutnya, perubahan paling nampak dengan mengemukanya politik identitas atau politik yang terpengaruh dengan ideologi dan paham ekstrim. Ia mengatakan, perubahan nampak jelas setelah Pilkada DKI 2017 lalu.

"Sejak berlangsungnya Pilkada jakarta 2017 lalu saya berani mengatakan bahwa politik kita telah berubah, berubah adalah makin mengemukanya politik identitas, atau politik sara dan politik yang sangat dipengaruhi oleh ideologi dan paham," ujar SBY saat memberi sambutan dalam pembekalan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, (10/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement