Senin 12 Nov 2018 07:51 WIB

Rehabilitasi Sistem Waduk Kedungombo Tingkatkan Pertanian

Rehabilitasi DI mengairi area persawahan di kawasan lumbung pangan di Jateng

Red: EH Ismail
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) telah merehabilitasi empat Daerah Irigasi (DI) di sistem Waduk Kedungombo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) telah merehabilitasi empat Daerah Irigasi (DI) di sistem Waduk Kedungombo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) telah merehabilitasi empat Daerah Irigasi (DI) di sistem Waduk Kedungombo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Keempat DI tersebut adalah DI Sidorejo, DI Sedadi, DI Klambu (DI Klambu Kiri dan DI Klambu Kanan dan Wilalung.)

Rehabilitasi DI ini memberikan manfaat dalam mengairi area persawahan terhadap peningkatan hasil pertanian yang berada di kawasan tersebut sebagai lumbung pangan nasional di Jawa Tengah.

"Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Waduk Kedungombo mempunyai kapasitas tampung sebesar703 juta m3 dengan luas cakupan irigasi sebesar 61.444 Ha dan melayani empat wilayah, yaitu Grobogan, Kudus, Demak, dan Pati. Dengan telah selesainya kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi yang airnya bersumber dari Waduk Kedungombo, maka sistem telah dapat dikembalikan fungsinya seperti rencana semula.

Proses ehabilitasi dilakukan sejak 2015 bersumber dari APBN dengan kontrak tahun jamak. Untuk DI Sidorejo yang mempunyai cakupan layanan irigasi seluas 7.938 Ha, telah dilakukan perbaikan bendung dan jaringan utama yang meliputi rehabilitasi saluran primer sepanjang 13,12 Km, saluran sekunder sepanjang 43,4 Km dan saluran tersier sepanjang 181,4 Km dengan anggaran rehabilitasi mencapai Rp222,26 miliar.

Pada DI Sedadi dengan luas layanan irigasi 16.055 ha, telah dilakukan rehabilitasi saluran premier sepanjang 54,6 Km, saluran sekunder sepanjang 63,6 Km, dan saluran tersier sepanjang 484 Km dengan anggaran rehabilitasi mencapai Rp315,09 miliar.  Sementara DI Klambu yang mempunyai cakupan layanan irigasi seluas 38.745 ha terbagi dalam dua sistem Daerah Irigasi (DI) yaitu DI Klambu Kiri dan DI Klambu Kanan, serta DI Wilalung telah direhabilitasi bendung dan jaringan utamanya yang meliputi rehabilitasi saluran irigasi primer sepanjang 73,79 km dan saluran sekunder sepanjang 216 km dengan anggaran Rp 846,49 miliar.

Dengan telah selesainya rehabilitasi saluran irigasi ini, Indeks Pertanaman (IP) yang semula sekitar 220% meningkat menjadi lebih dari 275%. Sedangkan produktifitas lahan pertanian juga meningkat rata-rata menjadi 8-9 ton per hektar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement