Kamis 08 Nov 2018 14:46 WIB

Sandiaga Percaya Diri Menangkan Pilpres tanpa Sengketa

Prabowo-Sandi tidak menunjuk pengacara khusus untuk menangani sengketa pilpres.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Foto: Republika/ Wihdan
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno optimistis pihaknya akan memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tanpa adanya sengketa. Sehingga, dirinya bersama Prabowo Subianto tidak menunjuk pengacara khusus di luar tim hukum di Badan Pemenangan Nasional (BPN).

Ini disampaikan oleh Sandiaga setelah Yusril Ihza Mahendra menerima tawaran Koalisi Indonesia Kerja (KIK) sebagai pengacara Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut Sandi, pihaknya selalu berprasangka baik dan tidak mengharapkan adanya sengketa di Pilpres 2019.

"Kita yakin kemenangan ini akan tanpa sengketa. Tapi seandainya kita harus ke MK, itu nanti tim BPN yang akan menangani," kata Sandiaga di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (7/11).

Oleh karena itu, Sandiaga menegaskan, ketika itu pihaknya mengajak Yusril bergabung ke kubunya sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) bukan pengacara. Namun, sayangnya sampai saat ini PBB belum secara resmi menyatakan dukungan terhadap dirinya. Padahal, kader dan pendukung PBB sendiri diyakini mendukung Prabowo-Sandi.

"Kami mengajak Pak Yusril itu sebagai Ketum PBB, bukan sebagai lawyer. Artinya kami tidak mengantisipasi adanya sengketa," tutur Sandiaga.

Sebelumnya, pengukuhan Yusril sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf berawal saat pertemuan dirinya dengan Ketua TKN KIK, Erick Thohir beberapa waktu lalu. Saat itu, Erick menanyakan kepastian dari Yusril untuk menjadi kuasa hukum paslon 01. Yusril kemudian menyetujui tawaran tersebut Yusril beralasan, keberpihakannya dirinya itu sebenarnya adalah pada hukum dan keadilan.

Sehingga, kata Yusril, apabila ada hak-hak Jokowi dan Ma’ruf yang dilanggar, dihujat, dicaci dan difitnah, dirinya tentu akan melakukan pembelaan dan menunjukkan fakta-fakta yang sesungguhnya atau sebaliknya, agar segala sesuatunya dapat diletakkan pada proporsi yang sebenarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement