Rabu 07 Nov 2018 15:02 WIB

Kemendikbud Kucurkan Hampir Rp 200 M untuk Sekolah di NTB

Jumlah sekolah yang rusak di NTB akibat gempa mencapai 606 sekolah.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah siswa belajar di tenda sekolah darurat di SDN 1 Guntur Macan Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Jumat (28/9).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah siswa belajar di tenda sekolah darurat di SDN 1 Guntur Macan Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Jumat (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengucurkan anggaran senilai Rp 191.384.541.000. Dana tersebut untuk perbaikan seluruh sekolah di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang rusak ringan dan sedang akibat gempa beberapa bulan lalu.

Hal ini dikatakan Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Kemendikbud, Hammid Muhammad saat pemberian bantuan sekolah terdampak bencana secara simbolis di Ballroom Selaparang, Hotel Lombok Raya Mataram, NTB, Selasa (6/11). "Kami memenuhi janji bagi semua sekolah yang terdampak. Semoga dengan anggaran ini ada penyelesaian dan bisa merevitalisasi kondisi sekolah di NTB," ujar Hammid.

Hammid menyampaikan, anggaran hampir Rp 200 miliar dialokasikan untuk SD dan SMP yang rusak sedang dan ringan yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di NTB serta melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB untuk SMA dan SMK. Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang rusak berat, pemerintah menyerahkan proses rekonstruksinya melalui Kementerian PUPR. Hammid tidak menampik jika pihaknya agak lamban dalam melakukan penanganan.

"Kalau dibandingkan dengan Aceh, baru dua minggu pascabencana, anggaran sudah terkumpul, tapi yang di Lombok agak berbeda, sebulan pun belum ada. Kita harus menyisir dulu dari angggaran kementerian lainnya, tapi selama masa tunggu itu, kita sudah melakukan banyak persiapan," lanjutnya.

Hammid menyebutkan, jumlah sekolah yang rusak di NTB akibat gempa mencapai 606 sekolah dengan 3.051 ruang kelas. Dia menyampaikan, pelaksanaan pembangunan dilaksanakan secara swakelola, di mana pihak sekolah melaksanakannya dan mengangkat konsultan teknis secara mandiri. Hal tersebut, dia katakan, untuk menunjukkan aspek kebangkitan masyarakat pascagempa.

"Belajar dari berbagai pengalaman, satu hal yang harus selalu ingatkan bahwa bangkitnya suatu daerah ditentukan masyarakatnya sendiri. Bantuan dari luar itu sifatnya sporadis, datang dan pergi. Ini yang harus terus digaungkan kepada seluruhnya agar kita bangkit semua," ucapnya.

Di tempat yang sama, Bupati Lombok Barat (Lobar) Fauzan Khalid justru mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Hammid Muhammad dan Kemendikbud.

"Bukan bermaksud membandingkan, namun harus saya akui Kemendikbud lebih cepat (membantu) dari pada kementerian lainnya," kata Fauzan.

Ia mengaku bersyukur, Kemendikbud tidak hanya memperhatikan infrastruktur, namun juga memberi perhatian khusus kepada para guru yang ikut terdampak bencana dengan memberikan anggaran khusus buat mereka.

"Kami jadi ada modal untuk mendesak kementerian lain untuk melakukan hal yang sama," ucap Fauzan.

Fauzan mengaku sudah meminta Kementerian Kesehatan untuk ikut memperhatikan tenaga kesehatan yang juga berjibaku dan terkena imbas gempa.

photo
Sekolah rusak akibat gempa di Lombok, NTB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement