Senin 05 Nov 2018 14:29 WIB

Cucu Pendiri NU Gabung Prabowo-Sandi, Ini Komentar Hasto

Irfan Yusuf Hasyim alias Gus Irfan telah resmi bergabung dengan BPN Prabowo-Sandi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Jubir Koalisi Indonesia Adil Makmur Irfan Yusuf Hasyim
Foto: Febrianto Adi Saputro
Jubir Koalisi Indonesia Adil Makmur Irfan Yusuf Hasyim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menaggapi positif bergabungnya cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari, Irfan Yusuf Hasyim alias Gus Irfan ke tim Prabowo-Sandi. Kubu TKN menilai, bergabungnya Gus Irfan diharapkan dapat meredam konflik yang mungkin terjadi selama masa Pilpres 2019.

"Mungkin ada yang berharap dengan masuknya beliau itu kemudian suasana lebih kondusif," kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Hasto Kristyanto di Jakarta, Senin (5/11).

Menurut Hasto, bergabungnya Gus Irfan berpotensi menghindari pemilu presiden dari berita bohong atau hoaks seperti kasus Ratna Sarumpaet. Dia mengatakan, Gus Irfan akan membawa pemikiran moderat dalam kampanye Prabowo-Sandi. Dia melanjutkan, hal itu akan membuat kontestasi politik ke arah adu gagasan, konsep serta visi dan misi pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Hasto mengungkapkan, bergabungnya Gus Irfan ke kubu lawan tidak memberikan ke khawatiran tertentu bagi kubu Jokowi. Dia menilai, Gus Irfan tidak memilkki pengaruh kuat sehingga tidak dampak signifikan.

Hasto mengatakan, bergabungnya seseorang ke kubu tertentu merupakan pilihan pribadi. Terlebih, lanjutnya, pemilu di Indonesia berseifat bebas dan rahasia. Artinya, dia mengatakan, setiap orang bebas menyampaikan dukungannya.

Gus Irfan, menyebut sejumlah alasan dirinya mau bergabung ke Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. "Salah satu poin utama mengapa saya membantu, bahwa di akar rumput terutama di Jawa Timur yang saya lihat mungkin di tempat-tempat lain bahwa kontestasi antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi ini ditarik menjadi kontestasi antara NU dan bukan NU," kata Gus Irfan di Jakarta, Kamis (1/11).

Ia menjelakan kehadiran dirinya bergabung ke BPN adalah untuk menjawab pandangan-pandangan tersebut. Meskipun banyak nahdliyin di kubu Jokowi, ia mengatakan, ada banyak juga nahdlitin di kubu Prabowo.

"Ada lagi yang mengatakan bahwa kalau nanti Pak Prabowo menang NU dibubarkan, diawali dengan membubarkan banser. Ini dari mana? Saya terpanggil untuk membantu sekaligus menjelaskan kepada umat bahwa tidak seperti itu," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement