Senin 05 Nov 2018 11:18 WIB

'Pornografi Menyasar Anak-Anak, Kita tak Bisa Tinggal Diam'

Dampak pornografi yang paling nyata adalah menyebabkan seseorang kecanduan.

 Ketua Umum Perhimpunan MTP Azimah Subagijo menyatakan, anak-anak sudah sejak lama menjadi target atau sasaran industri pornografi.
Foto: Foto: Istimewa
Ketua Umum Perhimpunan MTP Azimah Subagijo menyatakan, anak-anak sudah sejak lama menjadi target atau sasaran industri pornografi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, pornografi semakin nyata menyasar anak-anak di Tanah Air. Kondisi itu terlihat dari pelaku dan korban yang semakin muda usianya. 

Setidaknya itulah yang terungkap dari kesaksian Reni, guru PAUD di Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat, saat menghadiri kegiatan Penyuluhan Penyadaran Bahaya Pornografi yang dilakukan oleh Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornograi (MTP) di Aula Masjid Al Huda, Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat, Ahad (4/10). Hadir dalam kesempatan tersebut Abdul Ghani, Ketua DKM Masjid Al Huda, dan juga Agus selaku Ketua RW03, dan sekitar 150 warga Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat. 

Lebih jauh, Reni menceritakan, bahwa belum lama terjadi aksi pencabulan yang nyaris menimpa siswanya yang masih berusia lima tahun. Ironisnya, terduga pelaku adalah siswa yang masih duduk di bangku kelas 6 SD. 

"Untunglah kejadian ini berhasil dicegah," ujar Reni. Untuk itu, dia memandang penting penyuluhan penyadaran bahaya pornografi ini dilakukan secara terus-menerus ke berbagai lapisan masyarakat, terutama di wilayah Tambora yang terkenal padat jumlah penduduknya. 

Ketua Umum Perhimpunan MTP Azimah Subagijo yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menyatakan, anak-anak memang sudah sejak lama menjadi target atau sasaran industri pornografi. “Dampak pornografi yang paling nyata adalah menyebabkan seseorang kecanduan. Sehingga, bila seorang sudah kecanduan sejak berusia anak-anak, maka tentunya akan menjadi pasar masa depan bagi industri pornografi hingga berpuluh-puluh tahun kedepan dan berakibat kontraproduktif bagi bangsa kita,” ujarnya dalam keterangannya kepada Republika.co,id. 

Untuk itu, menurut anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2010-2016 ini, semua pihak harus bergegas melakukan penyadaran bahaya pornografi ke semua lini, baik kepada orang tua, guru, pelajar, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, aktivis PKK, Posyandu dan sebagainya. 

“Pornografi jelas sekali menyasar anak-anak, maka kita sudah tak bisa tinggal diam. Karena jika kita biarkan, kualitas sumber daya manusia bangsa kita akan kalah bersaing dengan negara lain. Belum lagi kriminalitas akan meningkat. Sehingga mari kita peduli, dan jangan tunggu anak-anak kita seniri atau orang-orang terdekat kita yang menjadi korban,” kata Azimah.

Kegiatan penyuluhan penyadaran bahaya pornografi di Aula Masjid Al Huda, Kalianyar yang dilakukan Perhimpunan MTP ini merupakan rangkaian roadshow Perhimpunan MTP yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa untuk menjangkau msyarakat langsung memberikan advokasi tentang bahaya pornografi selama bulan Oktober- Desember 2018. 

Sebelumnya, Perhimpunan MTP juga telah melakukan kegiatan penyuluhan semacam ini di Jembatan Besi, Tambora, dan juga di Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat, serta selanjutnya akan mengadakan di daerah Duri Selatan, Grogol, Cengkareng, dan Kali deres. Kegiatan ini dilakukan Perhimpunan MTP sebagai bentuk upaya memperingati 10 tahun hadirnya Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement