Selasa 06 Aug 2019 13:40 WIB

Anak di Panti dan Pondok Perlu Penyuluhan Bahaya Pornografi

Pelajar SD-SMA tertinggi mengakses pornografi karena tidak sengaja.

Penyuluhan Bahaya Pornografi dan Literasi Media bagi yatim dan dhuafa” di Pondok Pesantren Al Hidayah Kota Batu dan Panti Asuhan Mawaddah Warrahmah di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (5/8).
Foto: Foto: Istimewa
Penyuluhan Bahaya Pornografi dan Literasi Media bagi yatim dan dhuafa” di Pondok Pesantren Al Hidayah Kota Batu dan Panti Asuhan Mawaddah Warrahmah di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Perhatian tentang pencegahan bahaya pornografi harus menyeluruh. Bukan hanya pada anak-anak dan remaja yang masih tinggal dengan keluarganya, namun terutama juga pada anak-anak dan remaja yang tinggal di asrama/pondok pesantren, dan panti asuhan.

Demikian diungkapkan oleh Azimah Subagijo, Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) pada kegiatan “Penyuluhan Bahaya Pornografi dan Literasi Media bagi yatim dan dhuafa” di Pondok Pesantren Al Hidayah Kota Batu dan Panti Asuhan Mawaddah Warrahmah di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (5/8).

Kata Azimah, saat ini, penggunaan internet sudah semakin luas. Termasuk pada anak-anak dan remaja yang tinggal jauh dari keluarganya atau bahkan yang sudah tidak mempunyai orangtua seperti di panti asuhan.

Hal ini karena kebutuhan akan informasi dan pendidikan melalui internet sudah tak terelakan. Namun, yang perlu diantisipasi adalah efek negatif media seperti pornografi juga harus disampaikan kepada anak-anak panti dan pondok, termasuk juga para pendampingnya. 

 “Hasil penelitian MTP di tahun 2017 menunjukan bahwa pelajar SD-SMA tertinggi mengakses pornografi karena tidak sengaja. Saat mereka mengakses internet untuk kegiatan belajar, hingga hari ini masih sering muncul iklan-iklan atau artikel dewasa yang bermuatan pornografi yang tidak layak untuk anak," ujar Azimah dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Selasa (6/8).

Apalagi, saat ini, pemerintah sudah akan menerapkan ujian nasional berbasis komputer (computer base test) mulai dari sekolah dasar. Selain itu, tugas-tugas atau ujian yang diberikan oleh guru, terkadang juga menggunakan internet.

Oleh karena itu, ucap Azimah, aktivis tolak pornografi ini mendorong agar semua pihak yang berwenang juga punya perhatian terhadap anak-anak yang tinggal jauh dari keluarganya ini terkait pengawasan terhadap penggunaan media berbasis internet. Hal ini penting dilakukan sebagai langkah antisipasi mengingat tawaran dari berbagai aplikasi dan konten media berbasis internet semakin hari semakin beragam, namun belum tentu aman bagi anak. 

Pada kesempatan yang sama, pengasuh Panti Asuhan Mawaddah Warrahmah, Nyai Farida Islamiati, menyampaikan bahwa di pantinya anak-anak memang difasilitasi wifi dan perangkat smartphone berkelompok. “Kami memfasilitasi satu smartphone untuk 5-7 anak. Dan kami batasi penggunaannya hanya untuk belajar dan komunikasi yang bermanfaat," kata Farida, di Panti Asuhan Mawaddah Warrahmah yang beralamat di Jl. Warinoi III/2 Bunulrejo Blimbing, Malang, Jawa Timur.

Oleh karena, itu penyuluhan bahaya pornografi dari MTP ini sangat bagus untuk menambah wawasan pihaknya dan anak-anak, terutama tentang bahaya pornografi.  "Sehingga, kami semakin yakin bahwa penggunaan internet harus bertujuan hanya untuk yang penting dan bermanfaat, “ ujar dia.

Kegiatan Penyuluhan Bahaya Pornografi dan Literasi Media untuk yatim dan dhuafa di Pesantren Al Hidayah Kota Batu dan Panti Asuhan Mawaddah Warrahmah ini diikuti oleh 110 orang berusia mulai dari 7 tahun hingga 15 tahun, serta beberapa guru pendamping. Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan donais dari beberapa pihak baik secara perorangan maupun lembaga kepada Perhimpunan MTP.

Atas terselenggaranya kegiatan ini, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Gus Habib Martain, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Perhimpunana MTP. Terutama, karena kini para santrinya semakin tahu bahaya pornografi dan akan lebih berhati-hati bila berselancar di dunia maya.

“Tanggung jawab kami di pondok pesantren dua kali lebih berat daripada pengajar di sekolah biasa. Karena kami dituntut untuk dapat membimbing dan mengawasi para santri bukan hanya saat jam belajar sekolah namun juga di luar jam belajar. Untuk itu pemberian pemahaman kepada para santri tentang bahaya pornografi penting untuk terus dilakukan, agar para santri dapat mengantisipasi bahaya pornografi mulai dari dirinya sendiri “ ujar Gus Habib, di Pondok Pesantren Al Hidayah yang beralamat di Jl. Patimura Gg VI, No. 300 RT 08 RW 07 Kelurahan Temas Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement