Sabtu 03 Nov 2018 15:22 WIB

Azimah: Penting Libatkan Mahasiswa Asing Perangi Pornografi

Pornografi berbahaya karena menggunakan media.

Azimah Subagijo SSos MSi MBA (tengah) menjadi narasumber workshop pencegahan dan penanganan pornografi untuk mahasiswa asing, Sabtu (3/10).
Foto: Foto: Istimewa
Azimah Subagijo SSos MSi MBA (tengah) menjadi narasumber workshop pencegahan dan penanganan pornografi untuk mahasiswa asing, Sabtu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pornografi berbahaya bagi siapa saja. Bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia. Maka pelatihan bahaya pornografi bagi mahasiswa asing yang sedang belajar di Indonesia, penting dilakukan sebagai investasi untuk memerangi pornografi. 

Hal ini disampaikan oleh Azimah Subagijo SSos MSi MBA selaku narasumber Workshop Pencegahan dan Penanganan Pornografi untuk Mahasiswa Asing. Acara ini diadakan oleh Biro Hukum dan Luar Negeri Kementerian Agama RI, di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, 1-3 November 2018.

Menurut Azimah yang juga Ketua umum Perhimpunan masyarakat tolak pornografi (MTP) ini, pornografi berbahaya karena menggunakan media. Apalagi, media saat ini didukung oleh kemajuan teknologi informasi sehingga akses informasi semakin mudah dan murah. "Kemudahan ini sayangnya ditunggangi oleh pornografi," ungkap dia dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Sabtu (3/10). 

Hal ini, kata dia, memungkinkan pembuat konten pornografi di belahan dunia lain mendistribusikan konten pornografi di wilayah kita. Demikian pula sebaliknya. Karena itu, membangun kesadaran akan bahaya pornografi ke seluruh masyarakat dunia harus dilakukan.

"Bersamaan dengan teknologi informasi yang semakin maju, kesadaran untuk menanggulangi efek negatifnya juga harus dilakukan," tegasnya.

Hal senada disampaikan oleh Imam Syauqani dari Kementerian Agama selaku penyelenggara. Menurutnya, kegiatan ini adalah rangkaian dari program Biro Hukum dan Luar Negeri untuk investasi masa depan. 

"Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini diharapkan menjadi agen di masa depan dalam hal memerangi pornografi antar negara," katanya.

Kegiatan ini diikuti mahasiswa dari berbagai negara. Antara lain peserta berasal dari Malaysia, Thailan, Libia, Somalia, Kanada, Cina, Rusia, dan juga Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement