REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya berencana melakukan revitalisasi terhadap 21 pasar tradisional yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Nantinya, pasar-pasar tradisional yang ada di wilayah ibu kota akan dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi pasar tradisional yang berkonsep modern.
"Revitalisasi tersebut akan kami lakukan dengan tujuan untuk lebih mengembangkan konsep pasar tradisional yang selama ini diterapkan di ibu kota," kata Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin di Jakarta, Sabtu (3/11).
Menurut Arief, dengan direvitalisasi diharapkan pasar-pasar tradisional ini mampu menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Lebih lanjut, dia menuturkan revitalisasi yang akan dilakukan oleh Perumda Pasar Jaya terdiri atas dua konsep pembangunan, yaitu pembangunan pasar yang berdiri sendiri dan pasar yang dikombinasikan dengan fungsi lain.
"Pasar yang berdiri sendiri atau pasar rakyat yang diperuntukkan khusus bagi pedagang itu nantinya akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang, diantaranya tempat distribusi dan hiburan berupa bioskop rakyat," tutur Arief.
Sementara itu, dia mengungkapkan pasar yang dikombinasikan dengan fungsi lain itu umumnya lebih bersifat komersial, sehingga akan diintegrasikan dengan permukiman warga, rusunawa atau rusunami, hotel, perkantoran dan sebagainya.
Beberapa pasar yang akan dilakukan revitalisasi itu, diantaranya Pasar Minggu (Jakarta Selatan), Pasar Kebon Melati (Jakarta Pusat), Pasar Lontar (Jakarta Pusat), Pasar Lontar (Jakarta Utara), Pasar Jembatan Lima (Jakarta Barat) dan Pasar Jembatan Besi (Jakarta Barat). Kemudian, Pasar Jelambar Polri (Jakarta Barat).
Selain itu, Pasar Radio Dalam (Jakarta Selatan), Pasar Mede (Jakarta Selatan), Pasar Pondok Labu (Jakarta Selatan), Pasar Karet Pedurenan (Jakarta Selatan), Pasar Mampang Prapatan (Jakarta Selatan), Pasar Kayu Putih (Jakarta Utara) dan Pasar Rawamangun (Jakarta Timur).