REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lion Air menempatkan sebanyak 50 hingga 60 personel sebagai family assistant atau pendamping keluarga bagi keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Hotel Ibis Cawang, Jakarta. Satu pendamping keluarga dapat mendampingi satu sampai tiga keluarga penumpang.
Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) atau Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro di Jakarta, Sabtu (3/10), menyebutkan selain dilakukan personel Lion Air, pendamping keluarga juga dilakukan oleh pihak ketiga seperti psikolog. Pendampingan psikologis yg dilakukan family assistant ini merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan tingkat stress yang dialami keluarga penumpang.
"Family assistant secara general (umum) kami lakukan dan individual kami lakukan. Kenapa kami fokus secara individual? Karena antara keluarga satu sama lain bisa beda kebutuhan dan level of stress-nya (tingkat stress) berbeda," tambahnya.
Pendamping keluarga itu fokus untuk membantu dan memfasilitasi keluarga penumpang antara lain konseling secara personal. Hingga saat ini, tim pencarian dan evakuasi korban masih mencari penumpang di area jatuhnya pesawat Lion Air itu.
Sebelumnya, pesawat tipe B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat bernumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Baca Juga: Ini Identitas Tiga Korban Lion Air yang Teridentifikasi Kemarin