REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sertu Marinir Hendra Syahputra dari Kesatuan Taifib Korps Marinir mengaku sempat berputus asa mencari kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 akibat derasnya arus bawah laut perairan Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11) siang. Namun, Hendra bersama tim akhirnya bisa menemukan black box tersebut.
''Begitu kami turun, arusnya kencang,'' ujar Hendra menceritakan kronologi penemuan kotak hitam yang diklaim sebagai bagian dari pesawat Lion JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang pada Senin (29/10).
Dalam siaran pers yang diterima Antara di Karawang, Hendra menuturkan dirinya dan tim menggunakan tali agar tidak terbawa arus bawah laut perairan Karawang. Dengan menggunakan tali, Hendra dan tim relatif mampu menahan terpaan arus bawah laut.
Hendra bersama timnya juga dibekali alat yang bisa menangkap sinyal black box hingga kedalaman 35 meter ke dasar laut. Mereka menemukan area yang memancarkan sinyal kotak hitam. Tetapi, mereka hanya mendapati sedikit serpihan pesawat sehingga Hendra dan penyelam lain sempat menjadi ragu.
''Kami sempat putus asa karena arus sangat kencang,'' kata Hendra. ''Tetapi, dengan tekad dan hati ikhlas serta terus mengikuti sinyal alat, kami percaya dan yakin bisa menemukannya.''
Hendra dan tim mempersempit wilayah pencarian pada area yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif. Sinyal tersebut terus diikuti hingga mengarah pada endapan lumpur yang menutup sebagian kotak hitam di dasar laut.
''Kami gali lumpur tersebut dan mendapatkan black box,'' ungkapnya.
Kotak Hitam yang diyakini milik Lion Air JT610 itu ditemukan Hendra saat menyelam di kedalaman 35 meter. Lokasi penemuan persisnya pada koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.