REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Masyarakat merasa terbantu dengan adanya Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental di Manado. PKN menghadirkan Pameran Inovasi Pelayanan Publik yang diikuti.
Pameran ini diikuti oleh 100 stand pameran dari Kementerian/Lembaga, Provinsi, Kabupaten/Kota, untuk mempresentasikan perubahan pelayanan sebagai implementasi Revolusi Mental. Pameran berlangsung dari tanggal 26 hingga 28 Oktober 2018, bertempat di Gedung eks DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Salah satu stand yang mengundang perhatian dan antusiasime pengunjung adalah stand yang dimiliki oleh Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Di dalam stand ini, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri memberikan layanan perekaman data e-KTP bagi masyarakat yang belum melakukan perekaman.
“Perekaman data e-KTP ini dibantu juga oleh Dinas Dukcapil dari kabupaten/kota Minahasa Utara, Manado, dan Tomohon,” ujar Ade Trilius Kabag Perencanaan Ditjen Dukcapil Kemendagri.
Kegiatan Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental di Manado.
Menurut Ade, hingga tanggal 28 Oktober 2018, ratusan pengunjung mendatangi stand Ditjen Dukcapil. “Para pengunjung sangat antusias dan hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk segera memenuhi kewajiban administrasi yaitu merekam data kependudukan. Kesadaran masyarakat untuk merekam data kependudukan merupakan aksi nyata dari Revolusi Mental,” kata Ade.
Salah satu pengunjung stand Ditjen Dukcapil Mercy Dio mengungkapkan dirinya tertarik untuk datang ke stand yang ada di kegiatan PKN Revolusi Mental ini. Dengan diselenggarakan di akhir pekan, dirinya memiliki waktu luang yang cukup untuk melakukan perekaman e-KTP.
Selain mengunjungi stand Ditjen Dukcapil, Mercy juga mengunjungi stand layanan imigrasi untuk pembuatan paspor dan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. “Bahkan saya juga mengajak anggota keluarga lainnya untuk mendaftar di stand BPJS Kesehatan,” ujar dia.
Kegiatan Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental di Manado.
Mercy menjelaskan dirinya sangat bahagia dapat datang ke acara PKN Revolusi Mental 2018 ini. Menurutnya, berbagai stand yang dihadirkan sangat membantu dirinya dan masyarakat lainnya untuk mendapatkan layanan publik. “Berbagai stand yang ada di PKN Revolusi Mental ini cerminan semangat melayani dari pemerintah dan saya senang karena berbagai pelayanan yang diberikan sangat cepat,” paparnya.
Mercy berharap Pameran Inovasi Pelayanan Publik ini dapat secara rutin dilakukan. Dengan demikian, banyak masyarakat yang dapat menerima manfaat untuk mengakses layanan publik. “Saya juga berharap dapat hadir berbagai inovasi lainnya sehingga pelayanan yang diberikan semakin mudah diakses oleh masyarakat” jelasnya.
Selain menghadirkan Pameran Inovasi Pelayanan Publik, PKN Revolusi Mental 2018 juga mengajak masyarakat untuk menonton pemutaran film bertemakan revolusi mental. Selain menonton film, masyarakat juga diajak berdiskusi dengan para aktor, sineas, maupun pengamat film yang dihadirkan dalam acara ini. Terdapat beberapa film yang diputar dalam acara ini yaitu Air dan Api, Lima, Jalan Raya Pipikoro, dan Darah Garuda. Acara pemutaran film ini dilakukan di Lapangan Koni Sario dan eks Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Teuku Rifnu Wikana, salah satu pemain film Darah Garuda yang ditemui di sela-sela pemutaran film menjelaskan bahwa seluruh masyarakat di dalam film ini, persahabatan, persatuan, dan Pancasila merupakan nilai yang ditekankan sehingga diharapkan para penonton dapat memahami arti penting perjuangan Indonesia saat mempertahankan kemerdekaan.
“Selain itu, kita semua juga harus memiliki kebersamaan, harus akur, harus punya nasionalisme yang tinggi. Kemerdekaan yang sudah diraih oleh Indonesia bukanlah milik golongan tertentu tetapi perjuangan ini adalah untuk seluruh masyarakat Indonesia yang beragam dan hal inilah yang selalu diperjuangkan oleh founding fathers kita,” kata Rifnu.
Rifnu berharap melalui acara pemutaran film ini, masyarakat Indonesia dapat memahami arti penting dari perjuangan pahlawan-pahlawan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Hasil yang kita petik saat ini merupakan buah dari pengorbanan dan jasa para pahlawan yang telah berjuang menghadapi para penjajah.
“Mental kita yang lemah karena harus disingkirkan dulu. Pelajari Indonesia secara utuh termasuk sejarahnya budayanya agar kita mampu mempertahankan kemerdekaan dan memajukan Bangsa Indonesia,” kata dia.