Jumat 26 Oct 2018 22:53 WIB

Animo Warga Sukabumi Jadi TKI Masih Tinggi

Jumlah warga Sukabumi yang menjadi TKI mengalami penurunan dibanding tahun 2017.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Bayu Hermawan
Tenaga Kerja Wanita (TKW) (ilustrasi)
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Tenaga Kerja Wanita (TKW) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Animo warga Kabupaten Sukabumi yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) cukup tinggi. Meskipun jumlahnya mengalami penurunan sedikit bila dibandingkan dengan 2017 lalu.

Data Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, pada periode Januari hingga September 2018 tercatat sebanyak 805 orang TKI asal Sukabumi yang dikirim ke berbagai negara di luar negeri. Sementara itu pada periode yang sama 2017 lalu jumlahnya sedikit lebih banyak yakni 857 orang.

‘’ Bila dibandingkan 2017 lalu memang ada penurunan, namun jumlahnya tetap cukup banyak,’’ ujar Kepala Seksi Penyediaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri Disnakertrans Kabupaten Sukabumi Tatang Arifin kepada Republika.co.id, Jumat (26/10). Di mana jumlah TKI asal Sukabumi yang diberangkatkan dari Januari hingga September pada 2017 dan 2018 mencapai sekitar 800 orang.

Menurut Tatang, TKI asal Sukabumi juga masih sama seperti tahun sebelumnya yakni kebanyakan didominasi oleh pekerja informal dibandingkan formal. Pada 2018 ini TKI informal mencapai sebanyak 551 orang yang terdiri atas sebanyak 549 perempuan dan dua orang laki-laki. Sementara TKI formal sebanyak 254 orang yang terdiri atas sebanyak 45 perempuan dan sebanyak 209 orang laki-laki.

Negara penempatan TKI asal Sukabumi juga masih favorit negara Asia terutama Malaysia. Pada 2018 ini jumlah TKI yang dikirim ke Malayasia mencapai sebanyak 355 orang.

Selanjutnya Taiwan sebanyak 157 orang, Singapura sebanyak 146 orang, Hongkong sebagai 58 orang, dan Brunai Darussalam 38 orang. Selain itu Korea Selatan 15 orang dan Uni Emirat Arab 12 orang. Negara penempatan lainnya yakni Amerika Serikat sebanyak 6 orang, Arab Saudi 6 orang, Jepang 3 orang, dan Kuwait 2 orang.

Tatang menuturkan, warga masih banyak yang bekerja di luar negeri salah satunya karena tawaran gaji yang lebih besar. Misalnya para TKI yang menjadi pekerja pabrik di perusahaan Malaysia yang mendapatkan gaji dan sarana yang memadai di negara tersebut.

Bahkan ungkap Tatang, pada akhir tahun ini ada informasi gaji di negara Taiwan akan mengalami kenaikan. Hal ini diprediksi akan meningkatkan jumlah TKI ke negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement