Jumat 26 Oct 2018 12:38 WIB

Polisi Siagakan 7.633 Personel Kawal Aksi Bela Tauhid

Peserta yang akan mengikuti aksi sebanyak 1.000 orang.

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Petigas kepolisian berjaga di sekitar kawasan Patung Kuda, di Jalan Merdeka Barat, Jumat (26/10)
Foto: Muhammad Ikhwanuddin/Republika
Petigas kepolisian berjaga di sekitar kawasan Patung Kuda, di Jalan Merdeka Barat, Jumat (26/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barisan Nusantara Pembela Tauhid (BNPT) menggelar unjuk rasa terkait aksi pembakaran Bendera di Garut beberapa waktu lalu. Polisi pun mengerahkan sejumlah personelnya untuk pengamanan aksi yang dilakukan di Patung Kuda, Jakarta Pusat itu. "Pengamanan untuk unjuk rasa pembakaran Bendera HTI ada 7.633 personel," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi Republika pada Jum'at (26/10).

Menurut Argo, titik kumpul aksi ada di Patung Kuda Jakarta Pusat. Kemudian mereka akan melakukan long march menuju Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam). "Sasaran aksi ke Menkopolhukam," kata Argo.

Baca Juga

Argo melanjutkan berdasarkan surat pemberitahuan yang diterima kepolisian peserta yang akan mengikuti aksi sebanyak 1.000 orang. Argo berpesan agar aspirasi disampaikan dengan santun dan tidak anarkis.

Seperti diketahui, aksi ini merupakan buntut dari peristiwa pembakaran terhadap bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut. Aksi pembakaran dilakukan pada saat peringatan hari santri Nasional (HSN) pada Senin (22/10).

Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Ma'arif mengatakan aksi tersebut diinisiasi oleh sejumlah ormas yang geram dengan pembakaran terhadap bendara tauhid. Rencana aksi semakin bulat pasca GP Ansor tidak melakukan permohonan maaf atas pembakaran yang dilakukannya.  "Saya bilang nanti dulu, tapi ormas-ormas semalam berkumpul, ditambah pernyataan GP Ansor, jadi semakin mantap dan semakin bersemangat (untuk menggelar aksi)," kata Slamet.

GP Ansor sebelumnya memohon maaf karena telah membuat gaduh umat Islam, tapi bukan soal pembakaran bendera. Alasannya, GP Ansor tetap meyakini bahwa bendera yang dibakarnya adalah bendera HTI. "Kami meminta maaf atas kegaduhan, bukan atas pembakaran Bendera itu," kata Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement