Selasa 23 Oct 2018 15:20 WIB

KIK: Politik Kebohongan Merusak Bangsa

Politik kebohongan tidak boleh dijadikan landasan berpolitik.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nashih Nashrullah
Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, saat melakukan konferensi pers di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, saat melakukan konferensi pers di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Abdul Kadir Karding mengingatkan bahaya politik kebohongan. Politik kebohongan akan mendatangkan mudharat atau kerusakan bagi bangsa.

"Demokrasi kita rusak dan tercederai kalau narasi dan kampanye dibangun atas basis kebohongan," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta, Selasa (23/10).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berpendapat, politik kebohongan berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Dia mengatakan, hal tersebut dapat membuat mereka saling tidak percaya antara satu dengan yang lain dan lain sebagainya. 

Menurut Karding, kebohongan yang dilalukan secara terus menerus dan berulang-ulang ditakutkan akan menjadi kebenaran. Dia menegaskan, kebenaran yang berlandaskan kebohongan tentu harus dilawan.

Karding mengatakan, masyarakat Indonesia merupakan warga yang menjunjung tinggi kejujuran dan persaudaraan. Dia melanjutkan, jangan sampai nilai-nilai yang sudah menjadi tradisi positif masyarakat dirusak.

Sebelumnya, calon presiden Joko Widodo memberikan pengarahan kepada TKN KIK di Bogor. Jokowi menegaskan kepada TKN agar tidak menggunakan politik kebohongan saat melakukan kampanye.

"Kita berkumpul dengan juru bicara, jubir dan influencer dari tim kampanye nasional, intinya saya ingin memastikan jangan sampai jubir maupun influencer dari tim kita itu melakukan politik kebohongan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement