Selasa 23 Oct 2018 13:56 WIB

Korban Penembakan di Gerbang Tol Pasteur Meninggal Dunia

Hani menjadi korban penembakan orang tak dikenal pada 31 Agustus.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andri Saubani
Pemakaman Hani Nur Alfiyah (21 tahun) korban penembakan di GT Pasteur, Bandug, diwarnai isak tangi dari keluarga, teman dan kerabat. Hani dimakamkan di TPU Desa Campaka, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Selasa (23/10).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Pemakaman Hani Nur Alfiyah (21 tahun) korban penembakan di GT Pasteur, Bandug, diwarnai isak tangi dari keluarga, teman dan kerabat. Hani dimakamkan di TPU Desa Campaka, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Selasa (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Hani Nur Alfiyah (21 tahun), korban penembakan orang tak dikenal di gerbang Tol (GT) Pasteur, Kota Bandung, pada 31 Agustus lalu, mengembuskan napas terakhirnya di RSU Siloam, Purwakarta. Korban, yang merupakan warga Kampung Kaum, Desa/Kecamatan Campaka, Purwakarta ini, menderita luka tembak hampir 1,5 bulan terakhir.

Asep Hermawan (48 tahun) ayah kandung korban, mengatakan, pascaperawatan medis di RSHS, kondisi Hani mengalami perubahan. Dia sempat membaik, bahkan bisa diajak berkomunikasi. Tetapi, Hani tak bisa berjalan seperti sedia kala.

"Sejak kepulangan ke rumah, dia hanya terbaring di tempat tidur," ujar Asep, saat ditemui Republika usai pemakaman, Selasa (23/10).

Beberapa hari yang lalu, kondisi Hani memburuk. Akhirnya, keluarga membawa gadis tersebut ke RS Siloam. Tetapi, pada Senin malam (22/10) kemarin, Hani meninggal dunia.

Setelah proses administrasi selesai, jasad Hani dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Lalu, pada Selasa pagi ini, jasad gadis cantik ini dikebumikan di TPU yang ada di Desa Campaka. Isak tangis keluarga, mengantar kepergian Hani untuk selama-lamanya.

Dengan terbata-bata, Asep menceritakan nasib tragis yang menimpa putrinya tersebut. Pada Jumat, 31 Agustus lalu, Hani bersama kedua temannya, yaitu Bella Nadila (20 tahun) dan Nita Nuriah Safira (20 tahun), diajak dua pria untuk jalan-jalan ke Bandung.

Ketiga gadis ini, menuruti ajakan kedua pria itu. Mereka, menuju sebuah tempat hiburan di kota kembang tersebut. Sepulangnya dari tempat hiburan itu, tepatnya sebelum GT Pasteur, tiba-tiba kendaraan jenis minibus yang mereka pakai, ada yang menembak dari belakang.

Peluru tersebut, mengenai bagian belakang leher Hani, yang kebetulan posisi duduknya di jok belakang. Seketika, Hani tersungkur bersimbah darah. Lalu, lanjut Asep, anaknya itu dilarikan ke RS Dustira. Tetapi, karena kondisinya kritis, Hani dirujuk ke RSHS.

"Informasi yang saya terima, kabarnya dua pria yang bersama Hani ini terlibat cekcok dengan pengunjung lainnya," ujar Asep.

Karena kejadian itu, Hani mendapatkan perawatan di RSHS selama sebulan. Bahkan, Hani menjalani operasi. Tetapi, kondisinya tidak bisa normal seperti sedia kala. Sampai maut menjemput, Hani tak bisa berjalan lagi. Meskipun, sempat bisa berkomunikasi dengan baik.

Saat ini, Hani telah meninggal dunia. Keluarga, lanjut Asep, ingin keadilan ditegakan. Yakni, siapa pun yang telah menembak Hani harus dijerat hukum. Bahkan, sambung Asep, kabarnya kasus ini telah ditangani Polda Jabar.

"Kabarnya juga, pelaku merupakan anggota kepolisian. Kami ingin keadilan. Kasus ini, harus diproses," ujarnya.

Setiawan (45 tahun), tetangga korban, mengatakan, warga di kampung ini kaget dengan kejadian yang menimpa Hani. Apalagi, Hani sakit akibat lehernya tertembak peluru. Karena itu, warga di Kampung Kaum ini meminta supaya aparat penegak hukum bisa memproses kasus ini.

"Kasihan keluarganya, harus kehilangan anak kesayangan mereka dengan cara seperti ini. Kami mohon kepada penegak hukum, supaya kasus ini diproses secara adil," ujar Setiawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement