REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Keluarga korban bencana gempa di Kota Palu, Sulteng yang berada di Tulungagung, Jawa Timur, berharap pencarian para korban yang masih hilang bisa terus dilanjutkan. "Semoga pencarian para korban terus dilakukan sampai ketemu," kata Supeni, salah seorang keluarga korban gempa Palu di Tulungagung, Kamis (10/11).
Anak Supeni, Hera Bhakti Sulistya (29) sampai saat ini masih hilang. Pemuda asal Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu itu dilaporkan ikut hilang tersapu tsunami yang menghempas pesisir Kota Palu, Jumat (28/9) petang lalu.
Terdapat tiga warga Tulungagung yang bekerja di kapal tersebut. Satu di antaranya bernama Lukman, sudah ditemukan dalam kondisi sehat. Sedangkan dua korban lain, yakni Hera dan Prila masih belum ditemukan hingga saat ini.
Saat kejadian, Supeni mengatakan, Hera yang menjadi salah satu anak buah kapal (ABK) Tugboat Armada II tengah sandar di Pelabuhan Palu. Berita hilangnya Hera dan crew ABK Tugboat Armada II dikonfirmasikan induk perusahaan Hera ke keluarganya di Tulungagung, sehari pascagempa disertai tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulteng. "Kami akan menggelar doa bersama bagi keselamatan Hera Bhakti Sulistya. Saya yakin Hera masih hidup hanya belum ditemukan saja," ujarnya.
Korban diketahui baru bekerja di kapal tersebut setahun terakhir. Pihak perusahaan sudah menghubungi keluarga mengabarkan kejadian bencana tersebut.
Namun hingga saat ini PT Maluku Transitmen yang berpusat di Ambon ini, belum menghubungi kembali keluarga untuk membahas santunan. "Belum ada pembahasan apapun terkait santunan, namun mereka sempat menawari keluarga untuk menyusul ke Palu, namun belum kami ambil karena beberapa pertimbangan," ujarnya.
Pihak keluarga menilai pemerintah sudah berusaha maksimal untuk melakukan proses evakuasi dan pencarian korban. Mereka juga menyadari bahwa proses pemulihan pascaterjadinya bencana memerlukan waktu yang juga tidak lama. "Namun kami juga berharap proses evakuasi dan pencarian akan tetap dilakukan," ujarnya.